Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Para pemimpin dari 21 ekonomi Asia-Pasifik akan berkumpul pekan ini di Gyeongju, Korea Selatan, untuk menghadiri forum Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC).
Pertemuan yang dimulai Senin (27/10/2025) ini akan berlangsung hingga Sabtu (1/11), meski pembicaraan diprediksi akan banyak didominasi oleh isu tarif global Presiden AS Donald Trump serta ketegangan dagang tinggi dengan China dan negara lain.
Baca Juga: China - ASEAN Teken Kesepakatan Perdagangan Bebas (ACFTA) 3.0, Lawan Dampak Tarif AS
Trump dijadwalkan tiba pada Rabu (29/10), tetapi akan meninggalkan Korea Selatan sebelum KTT APEC berlangsung.
Dalam kesempatan ini, Trump diperkirakan akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping untuk pertemuan tatap muka pertama mereka di periode kedua pemerintahan Trump, dengan tujuan meredakan ketegangan perdagangan.
Baca Juga: Trump akan Bertemu Xi Jinping di APEC, Perang Dagang dan Fentanyl Jadi Agenda Utama
Berikut beberapa fakta penting terkait APEC:
- APEC didirikan pada 1989 dan memiliki 21 anggota yang mewakili lebih dari 50% PDB global serta 2,7 miliar penduduk, atau 40% populasi dunia. China, Rusia, dan AS adalah anggota terbesar. Pada 10 tahun pertama keberadaannya, kawasan APEC menyumbang 70% pertumbuhan ekonomi global.
- Para pemimpin bertemu setiap tahun. KTT terakhir berlangsung di Peru pada November 2024, yang banyak dibicarakan karena kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Trump yang baru menjabat dan arah kebijakan terkait perubahan iklim.
- Tujuan APEC adalah mendorong kerja sama ekonomi serta mengurangi hambatan perdagangan dan investasi, meski keputusan yang dibuat bersifat tidak mengikat dan mencapai konsensus semakin sulit. Korea Selatan menyatakan ingin membahas rantai pasok, peran Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dalam menciptakan perdagangan bebas dan adil, serta memajukan Free Trade Area of the Asia-Pacific (FTAAP) yang diharapkan bisa mencakup seluruh anggota APEC.
- Agenda lain mencakup adaptasi terhadap transformasi digital, pemanfaatan kecerdasan buatan, energi berkelanjutan, ketahanan pangan, perubahan demografi, serta peningkatan kesempatan bagi perempuan dan penyandang disabilitas.
- Korea Selatan juga menjadi tuan rumah untuk kunjungan negara Trump dan Xi, dan berharap bisa membuat kemajuan terkait kesepakatan perdagangan dengan AS. Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung sempat menyarankan agar Trump memanfaatkan kunjungan ini untuk bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, meski belum jelas apakah pertemuan itu akan terjadi.













