Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SAN JOSE. Aplikasi Zoom terus mencatatkan penambahan jumlah pengguna, meskipun sudah banyak perusahaan bahkan negara yang melarang penggunaan video teleconference ini lantaran sistem keamanannya dinilai tidak kuat dan memungkinkan untuk diretas.
Melansir artikel Reuters, Kamis (23/4) saat ini jumlah pengguna Zoom meningkat sebanyak 50% dalam kurun waktu tiga minggu terakhir menjadi 300 juta pengguna. Penggunaan Zoom telah melonjak oleh perusahaan, partai politik, distrik sekolah, organisasi dan jutaan orang di seluruh dunia yang bekerja dari rumah setelah kebijakan penguncian diberlakukan untuk memperlambat penyebaran virus corona.
Berkat peningkatan yang drastis tersebut, harga saham Zoom terus meningkat hampir lima kali lipat sejak perusahaan pertama kali melantai di bursa (initial public offering/IPO) pada bulan Maret 2019.
Baca Juga: Pengguna di atas 300 juta, ini yang dilakukan Zoom terkait keamanan
Tercatat, saat ini harga saham Zoom melompat ke rekor tertinggi sepanjang sejarah perusahaan menjadi US$ 168,24 per saham.
CEO Zoom Eric Yuan telah menjawab keresahan para pengguna dan berjanji akan melakukan pembaruan dalam sistem keamanan di Zoom di kurun waktu 90 hari ke depan. Sementara itu, ia juga menguraikan niatnya untuk meluncurkan versi baru aplikasi Zoom pekan depan dengan lebih banyak fitur enkripsi.
Sejatinya, beberapa perusahaan besar telah melarang penggunaan Zoom untuk kebutuhan rapat internal. Semisal produsen mobil asal Jerman Daimler yang secara terang-terangan menyebut adanya laporan tentang celah keamanan termasuk kelemahan dalam perlindungan data.
Hal ini menambah daftar perusahaan yang melarang penggunaan Zoom, mulai dari Space-X milik Elon Musk, Standrard Chartered, hingga Pemerintah Jerman, Taiwan, dan Singapura.