Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
Masalah aplikasi, termasuk insiden Zoombombing di mana ada tamu yang tidak diundang dalam pertemuan online, menyebabkan beberapa perusahaan, sekolah, dan pemerintah berhenti menggunakan platform tersebut.
Sebelumnya, Bloomberg News juga melaporkan perusahaan nirkabel NXP telah melarang penggunaan aplikasi, dan perusahaan komunikasi Swedia yakni Ericsson juga disaran tidak menggunakan Zoom.
"Kami tidak melarang karyawan untuk menggunakan alat kolaborasi apa pun, tetapi kami menyarankan karyawan untuk berhati-hati," kata juru bicara Ericsson.
Zoom juga tidak tinggal diam, pihaknya telah membentuk tim untuk menyelesaikan masalah tersebut. Salah satunya dengan merekrut Lea Kissner, yang sebelumnya memimpin teknologi privasi global di Google untuk menjadi Konsultan Keamanan Zoom.
Pihaknya memastikan enkripsi 256-bit GCM yang diperkenalkan Zoom lewat pembaharuan aplikasi 5.0 pekan depan akan sejalan dengan kebutuhan para pengguna di tengah kondisi seperti saat ini.
Baca Juga: Meski takut dibobol, pengguna Zoom capai 300 juta akun per hari
Perusahaan, yang bersaing dengan Microsoft Tim dan Cisco Webex juga telah meluncurkan rencana 90 hari untuk meningkatkan aplikasi dan menunjuk mantan kepala keamanan Facebook Alex Stamos sebagai penasihat.
Zoom mengatakan telah melakukan beberapa perubahan pada layanan tatap muka penggunanya, termasuk menawarkan perlindungan kata sandi dan memberikan lebih banyak kontrol ke tuan rumah pertemuan online untuk memeriksa peserta yang nakal.
Untuk memperhitungkan kritik bahwa perusahaan telah merutekan beberapa data melalui server China, Zoom mengatakan admin akun sekarang dapat memilih wilayah pusat data untuk pertemuan mereka.