Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Apple Inc diam diam sedang membangun alat kecerdasan buatan (AI) untuk menantang OpenAI Inc Google milik Alphabet Inc dan lainnya. Tetapi hingga saat ini Apple belum menyusun strategi yang jelas kapan merilis teknologi tersebut kepada konsumen.
Dikutip dari Bloomberg, Apple sedang membuat model sistem berbasis AI yang dikenal sebagai "Ajax". Di samping itu, Aplle juga menciptakan layanan chatbox yang disebut sebagai "Aplle GPT".
Pengembangan terknologi tersebut mirip seperti ChatGPT dan Bard milik Google yang digunakan sebagai fondasi pengembangan teknologi AI di Apple.
Berkat pemberitaan atas pengembangan AI tersebut, saham Apple naik 2,3% ke rekor tertinggi mencapai US$ 198,23 per saham.
Baca Juga: Elon Musk Luncurkan Perusahaan Start-up Kecerdasan Buatan xAI
Apple memang tidak terbuka dalam pengembangan AI. Produk kecerdasan buatan utama Apple yakni asisten suara Siri, telah mandek dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, Apple telah membuat kemajuan AI di bidang lain, termasuk peningkatan pada foto dan pencarian di iPhone. Ada juga versi koreksi otomatis yang lebih cerdas yang akan hadir di perangkat selulernya tahun ini.
CEO Apple Tim Cook menyampaikan dalam pengembangan AI tersebut, perlu ada kehati-hatian dalam menanggapi banjirnya layanan AI baru yang masuk ke pasar.
Meskipun memang teknologi ini memiliki potensi, namun Cook menilai masih ada sejumlah masalah yang perlu diselesaikan untuk menambah AI ke lebih banyak produknya. Sehingga penggunaan ChatGPT perlu pertimbangan hati hati oleh Apple.
Di sisi lain, Apple semakin khawatir akan kehilangan pasarnya denggan pergeseran teknologi yang memiliki potensi mengubah cara kerja perangkat.
AI generatif menjanjikan untuk mengubah cara orang berinteraksi dengan ponsel, komputer, dan teknologi lainnya. Sehingga pendapatan yang diperoleh dari penjualan Iphone dengan nilai hampir US$ 320 miliar pada tahun fiskal terakhir, dapat mengubah perusahaan ini mengalami kerugian jika perusahaan tidak mengikuti kemajuan AI.
Itulah mengapa Apple mulai mengerjakan layanan AI dengan kerangka kerja Ajax, serta alat yang mirip dengan ChatGPT untuk digunakan secara internal. Ajax pertama kali dibuat tahun lalu untuk menyatukan pengembangan pembelajaran mesin di Apple.
Baca Juga: Kekayaan Orang Tajir Dunia Melonjak Berkat Ledakan Pasar Saham yang Didorong AI
Apple telah menerapkan peningkatan terkait AI pada mesin pencariannya, Siri dan peta berdasarkan sistem tersebut. Ajax saat ini juga digunakan untuk membuat model bahasa pemograman yang besar dan berfungsi sebagai fondasi untuk alat gaya ChatGPT internal.
Aplikasi chatbot ini dibuat akhir tahun lalu oleh tim teknik Apple sebagai eksperimen. Peluncurannya di internal Apple pada awalnya dihentikan karena masalah keamanan tentang AI generatif, tetapi sejak saat itu diperluas ke lebih banyak karyawan.
Namun, sistem ini tetap membutuhkan persetujuan khusus untuk mengaksesnya.
Dalam sistem ini juga terdapat peringatan signifikan, dimana hasilnya tidak dapat digunakan untuk mengembangkan fitur yang ditujukan untuk pelanggan.
Meskipun begitu, karyawan Apple menggunakannya untuk membantu pembuatan prototipe produk. Aplikasi ini juga meringkas teks dan menjawab pertanyaan berdasarkan data yang telah dilatih.
Masih untuk internal
Apple bukan satu-satunya perusahaan yang menggunakan pendekatan ini. Samsung Electronics Co. dan perusahaan teknologi lainnya telah mengembangkan alat internal mereka sendiri yang mirip dengan ChatGPT setelah muncul kekhawatiran pada layanan pihak ketiga yang membocorkan data sensitif.
Karyawan Apple mengatakan alat perusahaan mereka pada dasarnya meniru Bard, ChatGPT, dan Bing AI, dan tidak menyertakan fitur atau teknologi baru. Sistem ini dapat diakses sebagai aplikasi web dan memiliki desain sederhana yang tidak dimaksudkan untuk konsumsi publik.
Oleh karena itu, Apple tidak memiliki rencana saat ini untuk merilisnya ke konsumen, meskipun perusahaan ini secara aktif bekerja untuk meningkatkan model yang mendasarinya.
Di luar kondisi teknologi saat ini, Apple masih mencoba menentukan sudut pandang konsumen untuk AI generatif. Saat ini Apple sedang mengerjakan beberapa inisiatif, ini terkait upaya lintas perusahaan antara kelompok AI dan rekayasa perangkat lunaknya, serta tim rekayasa layanan cloud yang akan memasok infrastruktur untuk fitur baru.
Meskipun belum memiliki rencana konkret, Apple memiliki tujuannya sendiri untuk membuat pengumuman terkait AI tersebut pada tahun depan.
John Giannandrea, Kepala Pembelajaran Mesin dan AI Perusahaan, dan Craig Federighi, Eksekutif Rekayasa Perangkat Lunak Utama Apple, memimpin upaya pengembangan tersebut. Namun keduanya belum menunjukkan kesepakatan yang sama di internal Apple.
Giannandrea telah mengisyaratkan bahwa ia ingin mengambil pendekatan yang lebih konservatif, dimana ia keinginan melihat bagaimana perkembangan terbaru dari pihak lain.
Sekitar waktu yang sama ketika mulai mengembangkan alatnya sendiri, Apple melakukan uji coba perusahaan terhadap teknologi OpenAI.
Apple juga mempertimbangkan untuk menandatangani kontrak yang lebih besar dengan OpenAI, yang melisensikan layanannya kepada Microsoft, Shutterstock Inc. dan Salesforce Inc.
Sistem Ajax Apple dibangun di atas Google Jax, kerangka kerja pembelajaran mesin raksasa pencari. Sistem Apple sendiri berjalan di Google Cloud, yang juga digunakan perusahaan untuk mendukung layanan cloud bersama dengan infrastrukturnya sendiri dan AWS milik Amazon.com Inc.
Sebagai bagian dari upaya terbarunya, Apple berusaha merekrut lebih banyak ahli dalam AI generatif. Di situs webnya, Apple mengiklankan lowongan untuk para insinyur dengan kriteria yang dicari adalah memiliki pemahaman yang kuat tentang model bahasa yang besar dan AI generatif.
Juga memiliki komitmen untuk menerapkan teknologi tersebut pada konsumen, baik dalam cara berkomunikasi, membuat, menghubungkan, dan mengonsumsi media yang bisa diakses di iPhone dan perangkat lainnya.
Baca Juga: Elon Musk: China akan Mulai Mengatur Kecerdasan Buatan (AI) di Negaranya
Tempat yang ideal bagi Apple untuk mengintegrasikan teknologi Large Languange Model (LLM) di dalam Siri, yang memungkinkan asisten suara melakukan lebih banyak tugas atas nama pengguna.
Meskipun diluncurkan pada tahun 2011, sebelum sistem saingannya, Siri tertinggal dari para pesaingnya karena Apple berfokus pada area lain dan mengadopsi lebih sedikit fitur yang mendukung privasi.
Bulan Mei lalu, Cook menyampaikan strategi AI dalam teknologi digunakan di sebagian besar jajaran produknya, termasuk dalam fitur-fitur seperti deteksi tabrakan dan jatuh.
Baru-baru ini, Cook mengatakan LLM memiliki harapan besar, namun tetap memperingatkan kemungkinan bias dan kesalahan informasi yang bisa terjadi.
Apple memperluas upaya pengembangan kecerdasan buatannya pada tahun 2018 dengan mempekerjakan Giannandrea, yang sebelumnya memimpin pencarian dan AI di Google.
Sejak saat itu, Apple belum merilis banyak fitur AI baru yang menarik, tetapi setidaknya ada dua inisiatif yang dapat membantu menempatkannya di peta.
Apple juga merencanakan layanan pelatihan kesehatan baru dengan nama sandi Quartz yang mengandalkan data dari Apple Watch dan menggunakan AI untuk mempersonalisasi rencana penggunanya. Ini juga akan diaplikasikan ke mobil listrik masa depan yang menggunakan kecerdasan buatan untuk memberi daya pada kemudi kendaraan.
Baca Juga: Pertama Kali, Dewan Keamanan PBB Gelar Pertemuan untuk Membahas Ancaman AI