Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Weisbrot dan Gedan mengatakan kesalahan mendasar IMF adalah mendorong pemangkasan yang terlalu ketat bahkan ketika ekonomi Argentina memasuki resesi. Sementara IMF mengambil langkah yang tidak biasa dengan memasukkan perluasan beberapa pengeluaran sosial untuk kelompok rentan sebagai bagian dari program bantuan.
Celakanya, kelanjutan program IMF di Argentina terancam setelah hasil pemilihan umum pendahauluan di Negeri Tanggo itu menunjukkan keunggulan 15 poin Alberto Fernández yang berhaluan kiri atas Macri dalam pemilihan presiden bulan lalu.
Baca Juga: Krisis ekonomi kian parah, Argentina terapkan kebijakan kontrol mata uang
Hasil ini menjadikan kandidat populis menjadi favorit dalam pemilihan presiden 27 Oktober mendatang. Ini membuat panik pasar keuangan dan membawa mata uang Argentina peso jatuh.
"Fokus kami adalah dan tetap membantu Argentina. Staf IMF tetap berhubungan dekat dengan pihak berwenang dan IMF akan terus mendukung Argentina selama masa-masa yang penuh tantangan ini," kata juru bicara IMF Gerry Rice.
Baca Juga: Warga Argentina ramai-ramai menarik dana di bank
Para ekonom khawatir bahwa 30% depresiasi peso sejak pemilihan pendahuluan akan mengirim tingkat inflasi Argentina lebih dari 50% pada akhir tahun.
Gedan mengatakan ketidakmampuan untuk membaca realitas politik di negara itu menempatkan IMF dalam situasi serba sulit karena para reformis Argentina hampir pasti akan meninggalkan jabatannya dan IMF diminta untuk terus meminjamkan, ketika pemerintah berikutnya tidak menunjukkan komitmen untuk memenuhi persyaratan IMF.