kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,31   1,67   0.18%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Argentina jatuh ke krisis ekonomi lagi, reputasi IMF dipertanyakan


Minggu, 08 September 2019 / 06:25 WIB
Argentina jatuh ke krisis ekonomi lagi, reputasi IMF dipertanyakan
ILUSTRASI. Argentina jatuh ke krisis ekonomi lagi, reputasi IMF dipertanyakan


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Krisis ekonomi Argentina membuat reputasi Dana Moneter Internasional (IMF) dipertanyakan?

IMF sekarang telah gagal dua kali membawa reformasi ekonomi yang tahan lama bagi Argentina. Para ahli mengatakan hasil yang mengecewakan dapat merusak reputasi IMF.

"Mereka harus khawatir tentang reputasi mereka karena ini adalah kedua kalinya mereka membuat kekacauan Argentina dan semua orang tahu itu di dunia," kata Mark Weisbrot, Co-Direktur Pusat Penelitian Ekonomi dan Kebijakan seperti dilansir dari Buenos Aires Times.

Baca Juga: Krisis akut Argentina: Jutaan warga tak bisa membeli makanan pokok

Ia mengatakan, IMF akan terus kehilangan pengaruh di dunia. "Itu telah menjadi tren selama 20 tahun sekarang," ujarnya lagi.

Keputusan Presiden Argentina Mauricio Macri untuk mendapatkan pendanaan dari IMF membawa kenangan buruk bagi banyak orang Argentina, yang menyalahkan IMF atas krisis keuangan tahun 2001. Krisis tahun 2001 menyebabkan jutaan orang Argentina menganggur dan mengirim angka kemiskinan di atas 50%.

Tahun itu Argentina memasuki sejarah gagal bayar utang atau default senilai US$ 100 miliar. Argentina akhirnya mampu kembali ke pasar keuangan 15 tahun kemudian setelah perjuangan hukum yang melelahkan dengan para kreditur.

Baca Juga: Cadangan devisa semakin mengering, ini yang dilakukan pemerintah Argentina

Macri tahun lalu mendapat pinjaman US$ 57 miliar, terbesar dalam sejarah IMF, sebagai bagian dari program ketat untuk memotong pengeluaran publik.

"Masalahnya adalah respons IMF selalu menjadi bencana politik dan membuatnya mustahil bagi reformis mana pun untuk bertahan hidup," kata Benjamin Gedan, Direktur Wilson Center's Argentina Project.

Weisbrot dan Gedan mengatakan kesalahan mendasar IMF adalah mendorong pemangkasan yang terlalu ketat bahkan ketika ekonomi Argentina memasuki resesi. Sementara IMF mengambil langkah yang tidak biasa dengan memasukkan perluasan beberapa pengeluaran sosial untuk kelompok rentan sebagai bagian dari program bantuan.

Celakanya, kelanjutan program IMF di Argentina terancam setelah hasil pemilihan umum pendahauluan di Negeri Tanggo itu menunjukkan keunggulan 15 poin Alberto Fernández yang berhaluan kiri atas Macri dalam pemilihan presiden bulan lalu.

Baca Juga: Krisis ekonomi kian parah, Argentina terapkan kebijakan kontrol mata uang

Hasil ini menjadikan kandidat populis menjadi favorit dalam pemilihan presiden 27 Oktober mendatang. Ini membuat panik pasar keuangan dan membawa mata uang Argentina peso jatuh.

"Fokus kami adalah dan tetap membantu Argentina. Staf IMF tetap berhubungan dekat dengan pihak berwenang dan IMF akan terus mendukung Argentina selama masa-masa yang penuh tantangan ini," kata juru bicara IMF Gerry Rice.

Baca Juga: Warga Argentina ramai-ramai menarik dana di bank

Para ekonom khawatir bahwa 30% depresiasi peso sejak pemilihan pendahuluan akan mengirim tingkat inflasi Argentina lebih dari 50% pada akhir tahun.

Gedan mengatakan ketidakmampuan untuk membaca realitas politik di negara itu menempatkan IMF dalam situasi serba sulit karena para reformis Argentina hampir pasti akan meninggalkan jabatannya dan IMF diminta untuk terus meminjamkan, ketika pemerintah berikutnya tidak menunjukkan komitmen untuk memenuhi persyaratan IMF.

IMF belum melakukan pembayaran akhir sebesar US$ 5,4 miliar ke Argentina, yang semula direncanakan untuk bulan ini.

Mantan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengakui kemungkinan kesalahan oleh IMF dalam menangani krisis Argentina terbaru.

"Ini adalah situasi ekonomi yang sangat rumit," katanya di American Enterprise Institute pada Juni 2019, beberapa minggu sebelum mengundurkan diri sebagai kepala IMF. "Saya pikir banyak pemain, termasuk kami sendiri, meremehkan sedikit ketika kami mulai mencoba membantu dan menyatukan dengan otoritas Argentina sebuah program."

Baca Juga: Terancam default yang ke-9, Argentina minta tambahan waktu untuk bayar utang

Lagarde menggambarkan tingkat inflasi Argentina sebagai komponen yang paling mengejutkan karena alih-alih menstabilkan inflasi dan secara bertahap menurun seperti yang IMF perkirakan, tetapi justru malah membesar.

Paul Krugman, pemenang Hadiah Nobel Ekonomi 2008 dan juga mengamati Argentina, mengkritik pemerintahan Mauricio Macri karena mengulangi kesalahan yang menyebabkan krisis tahun 2001 silam, terutama mengkritik karena mengundang IMF.

Baca Juga: Ekonomi memburuk, Menteri Keuangan Argentina memilih mundur

"Macri seharusnya mengambil keuntungan penuh dari bulan madu pasca-pemilihannya dengan mendevaluasi untuk meningkatkan ekspor dan memangkas defisit fiskal lebih cepat," tulis  Krugman dalam akun twitter seperti dikutip Buenos Aires Times.




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×