Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat akan mengurangi pasukannya di Afghanistan menjadi 2.500 awal tahun depan, Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien mengatakan.
Kesepakatan penting antara Amerika Serikat dan Taliban pada Februari mengatakan bahwa pasukan asing akan meninggalkan Afghanistan pada Mei 2021 dengan imbalan jaminan kontraterorisme dari Taliban, yang setuju untuk merundingkan gencatan senjata permanen dan formula pembagian kekuasaan dengan pemerintah Afghanistan.
Presiden Donald Trump dan pejabat lainnya mengatakan bahwa AS akan menurunkan antara 4.000 dan 5.000 tentara di Afghanistan sekitar November. Di luar itu, para pejabat mengatakan bahwa pengurangan akan tergantung pada kondisi di Afghanistan.
“Ketika Presiden Trump menjabat, ada lebih dari 10.000 tentara Amerika di Afghanistan. Saat ini jumlahnya di bawah 5.000 dan itu akan menjadi 2.500 pada awal tahun depan, "kata O'Brien di sebuah acara di University of Nevada, Las Vegas pada hari Rabu.
Rencana Gedung Putih untuk penarikan itu hampir pasti akan ditinjau jika Trump kehilangan tawarannya untuk masa jabatan kedua dalam pemilihan bulan depan.
Baca Juga: Perang regional di depan mata, Prancis-AS-Rusia bertemu di Nagorno-Karabakh
Taliban dan negosiator yang didukung pemerintah Afghanistan telah menyetujui kode etik yang luas untuk memajukan pembicaraan damai intra-Afghanistan di Qatar, bahkan ketika perbedaan utama antara kedua pihak yang bertikai tetap ada, tiga sumber resmi mengatakan kepada Kantor Berita Reuters, Selasa dikutip Aljazeera.
Gencatan senjata adalah prioritas utama bagi para pejabat Afghanistan dan diplomat Barat yang memfasilitasi pembicaraan ini. Sementara pembicaraan telah berlangsung di ibu kota Qatar, Doha, banyak tentara Afghanistan dan pejuang Taliban tewas dalam bentrokan. Puluhan warga sipil juga tewas dalam beberapa pekan terakhir.
“Pada akhirnya, Afghanistan sendiri harus membuat kesepakatan, kesepakatan damai… Ini akan menjadi kemajuan yang lambat, ini akan menjadi kemajuan yang sulit, tapi kami pikir ini adalah langkah yang perlu - kami pikir orang Amerika perlu pulang, Kata O'Brien.
Sekitar 2.400 anggota layanan AS telah tewas dalam konflik Afghanistan dan ribuan lainnya terluka. Rabu juga menandai 19 tahun sejak AS menginvasi Afghanistan untuk menggulingkan penguasa Taliban yang menyembunyikan anggota al-Qaeda yang menyerang AS.