kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS bisa marah, Rusia dan India berencana tambah produksi peralatan militer


Selasa, 06 April 2021 / 23:50 WIB
AS bisa marah, Rusia dan India berencana tambah produksi peralatan militer


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Rusia dan India sedang membahas kemungkinan "tambahan" produksi peralatan militer Rusia di India, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Selasa (6/4).

Berbicara pada konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar di New Delhi, Lavrov tidak memerinci jenis peralatan apa yang bisa dibuat di negeri Sungai Gangga.

Namun, para pejabat dari kedua negara menyatakan, pemerintah mereka telah membahas selama beberapa tahun kemungkinan membuat helikopter militer Rusia di India.

"Kami telah mengonfirmasi tekad kami terhadap pengembangan kerjasama teknis-militer," kata Lavrov pada konferensi pers yang menambahkan, ada komisi antar-pemerintah yang menangani masalah tersebut.

"Ini memiliki rencananya sendiri, dan prospek produksi tambahan peralatan militer Rusia di wilayah India sedang dibahas," ujarnya, seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: Sebanyak 83 unit pesawat tempur Tejas resmi masuk daftar belanja militer India

Meskipun perjanjian semacam itu akan sesuai dengan Program Make in India andalan Perdana Menteri India Narendra Modi, hal itu bisa membuat marah Amerika Serikat.

Menurut Lavrov, Amerika Serikat telah berusaha untuk mencegah negara-negara membeli senjata Rusia. Tetapi, keberatan AS tidak muncul selama pembicaraannya dengan Jaishankar, yang berfokus pada pendalaman hubungan militer.

Washington telah memperingatkan New Delhi bahwa mereka dapat menghadapi sanksi jika melalui pembelian sistem rudal permukaan-ke-udara S-400 Rusia berdasarkan kesepakatan yang dicapai pada 2018, meskipun tidak membuat ancaman yang sama atas pembelian senjata India lainnya dari Rusia.

Amerika Serikat telah mendesak India untuk tidak membeli sistem pertahanan udara S-400 karena bisa memicu sanksi berdasarkan Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi. Turki dikenai sanksi tahun lalu karena membeli peralatan yang sama.

India melakukan pembayaran awal sebesar US$ 800 juta pada 2019, dan set baterai rudal pertama akan dikirim menjelang akhir tahun ini.

Selanjutnya: Filipina akan datangkan rudal jelajah hipersonik BrahMos buatan Rusia-India




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×