kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AS buka peluang diskusi dengan Iran demi kembali ke kesepakatan nuklir


Jumat, 19 Februari 2021 / 10:42 WIB
AS buka peluang diskusi dengan Iran demi kembali ke kesepakatan nuklir
ILUSTRASI. Sebuah gas flare di platform produksi minyak di ladang minyak Soroush terlihat di samping bendera Iran di Teluk Persia, Iran, 25 Juli 2005. REUTERS/Raheb Homavandi.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis (18/2) meyakinkan bahwa mereka siap melanjutkan diskusi dengan Iran terkait kesepakatan nuklir dua negara yang kini mereka tinggalkan. 

Niat baik AS ini diharapkan bisa membuahkan hasil yang positif sehingga Iran bisa terhindar dari sanksi ekonomi yang kembali dirasakan sejak AS memutuskan keluar dari kesepakatan tersebut tiga tahun lalu.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa Iran masih bereaksi dingin terhadap gagasan tersebut. Blinken sendiri menyampaikan niatan tersebut saat hadir dalam pertemuan virtual dengan kelompok negara E3, bersama menteri luar negeri dari Inggris, Prancis dan Jerman.

"Jika Iran kembali mematuhi komitmennya di bawah Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), AS akan melakukan hal yang sama dan siap untuk terlibat dalam diskusi dengan Iran untuk mencapai tujuan itu," ungkap keempat negara dalam pernyataan bersamanya, seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Biden akhirnya menghubungi Netanyahu, bicarakan Palestina hingga ancaman Iran

Irak mulai melanggar kesepakatan nuklir yang secara resmi disebut JCPOA pada tahun 2019, atau satu tahun setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dan menerapkan kembali sanksi ekonomi AS.

Sejak saat itu Iran kembali aktif melakukan pengayaan uranium demi memproduksi nuklir. Beberapa bulan terakhir Iran terlihat semakin aktif sejalan dengan sanksi ekonomi yang terus dirasakan.

Kepada Reuters, seorang pejabat AS mengatakan bahwa mereka menyambut baik undangan Uni Eropa untuk pembicaraan antara Iran dan enam negara besar, yakni AS, Inggris, China, Prancis, Jerman, dan Rusia.

Iran meminta AS bertindak lebih dulu

Merespons pernyataan empat negara E3, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan AS harus mengambil langkah pertama.

Baca Juga: Iran: Kami hanya ingin aksi Amerika soal kesepakatan nuklir, bukan kata-kata

Melalui cuitannya di Twitter, Zarif meminta E3 untuk mematuhi komitmennya sendiri dan mengakhiri warisan Trump tentang sanksi ekonomi terhadap Iran. Ia merasa Iran sudah disesatkan dan dibebani.

Zarif sebelumnya telah mengisyaratkan keterbukaan untuk pembicaraan dengan AS dan pihak lain untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu.

Iran telah menetapkan tenggat waktu hingga pekan depan bagi Biden untuk mulai membalikkan sanksi yang diberlakukan oleh Trump. Jika tidak, Iran akan melarang inspeksi mendadak oleh pengawas nuklir PBB.

AS dan sekutunya meminta Iran untuk menahan diri dari langkah itu dan mengulangi keprihatinan mereka atas tindakan Iran baru-baru ini untuk memproduksi uranium yang diperkaya hingga 20% dan logam uranium.

Iran mengolah uranium ke tingkat kemurnian fisil yang tinggi, hal ini merupakan satu langkah menuju bom nuklir. Meskipun begitu, Iran berdalih bahwa program pengayaan uraniumnya hanya untuk kebutuhan energi.

Selanjutnya: Angkatan Laut AS menyita ribuan senjata ilegal yang diduga akan dikirim ke Yaman



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×