kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

AS-China memanas lagi: Beijing usir jurnalis dari tiga media Amerika


Rabu, 18 Maret 2020 / 06:36 WIB
AS-China memanas lagi: Beijing usir jurnalis dari tiga media Amerika
ILUSTRASI. Logo salah satu perusahaan media besar AS, Wall Street Journal. REUTERS/Mike Blake


Sumber: South China Morning Post,New York Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada hari Selasa (17/3/2020) bahwa mereka mencabut kredensial pers untuk jurnalis Amerika dari tiga media. Mereka adalah The New York Times, The Wall Street Journal dan The Washington Post. Dengan adanya keputusan tersebut, para jurnalis dari ketiga media itu harus segera mengembalikan kartu media dalam waktu 10 hari dan pada dasarnya mengusir mereka dari China.

Melansir South China Morning Post, Beijing juga menyatakan lima media AS -Voice of America, The Times, The Journal, The Post dan Time magazine - sebagai perpanjangan tangan pejabat pemerintah asing, yang mengidentifikasi mereka sebagai agen yang dikendalikan oleh Washington.

Langkah ini merupakan pembalasan sengit terhadap pelabelan pemerintahan Trump pada lima media pemerintah China sebagai "misi asing" bulan lalu. Keputusan ini juga mengharuskan staf dari lima organisasi media AS untuk melaporkan informasi pribadi, keuangan, dan properti mereka kepada pihak berwenang China.

Baca Juga: Trump sebut corona sebagai virus China, hubungan kedua negara kian runcing

Mengutip South China Morning Post, jurnalis Amerika harus mengembalikan kartu pers mereka ke Kementerian Luar Negeri dalam waktu 10 hari, dan mereka kemudian akan dilarang bekerja sebagai jurnalis di China, termasuk Hong Kong dan Makau.

“Langkah-langkah ini sepenuhnya diperlukan dan tindakan balasan timbal balik yang harus dilakukan Tiongkok sebagai tanggapan atas penindasan yang tidak masuk akal yang dialami organisasi media Tiongkok di AS. Mereka sah dan dibenarkan membela diri dalam segala hal,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri China seperti yang dikutip dari South China Morning Post.

Baca Juga: Editorial media China: Dunia harus belajar dari Tiongkok dalam melawan virus corona

“Apa yang telah dilakukan AS secara eksklusif menargetkan organisasi media Tiongkok. Pendekatan AS terhadap media Tiongkok didasarkan pada mentalitas Perang Dingin dan bias ideologis, yang telah secara serius merusak reputasi dan citra organisasi media Tiongkok. AS telah secara besar-besaran mendeportasi wartawan China dengan cara yang disamarkan," tambahnya.

Sementara itu, The New York Times menyebut, jurnalis media asing di China termasuk mereka yang secara agresif melaporkan epidemi virus corona pada bulan Januari dan Februari. Ketika itu, virus corona sudah menjadi wabah regional di China tengah dan pemerintah China berusaha mengecilkan tingkat keparahannya.

Selain itu, dalam satu tahun terakhir, media asing di China juga mengungkapkan tentang masalah-masalah lain yang dianggap sangat sensitif oleh para pejabat China, termasuk pemusnahan massal umat Islam di wilayah Xinjiang dan urusan bisnis bayangan para anggota keluarga pemimpin, termasuk Presiden Xi Jinping.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×