kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

AS dan Indonesia berkomitmen untuk pertahanan Laut China Selatan


Rabu, 04 Agustus 2021 / 05:46 WIB
AS dan Indonesia berkomitmen untuk pertahanan Laut China Selatan
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Selasa (3/8/2021) mengumumkan peluncuran "dialog strategis" dengan Indonesia.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Selasa (3/8/2021) mengumumkan peluncuran "dialog strategis" dengan Indonesia. Washington menegaskan, kedua negara berkomitmen untuk bekerja sama dalam isu-isu yang mencakup mempertahankan kebebasan navigasi di Laut China Selatan. 

Reuters yang melansir Departemen Luar Negeri AS memberitakan, dalam pertemuan di Washington, Blinken dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi juga berkomitmen untuk bekerja sama melawan Covid-19 dan krisis iklim serta meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi bilateral.

Indonesia adalah negara dan ekonomi terbesar di 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), sebuah blok yang dilihat Washington sebagai kunci upayanya untuk menghadapi pengaruh China yang semakin besar di Asia.

Kedua belah pihak sepakat untuk membangun "kemitraan strategis" pada tahun 2015. Akan tetapi Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa dialog baru sekarang benar-benar dimulai.

Baca Juga: Segera rilis aturan baru, China siap jegal barang dari Amerika Serikat

“Indonesia adalah mitra demokrasi yang kuat bagi Amerika Serikat; kami bekerja sama di banyak bidang yang berbeda,” katanya, seraya menambahkan bahwa Washington menghargai suara kuat Jakarta di ASEAN.

Retno mengatakan kepada Blinken bahwa kemitraan yang kuat dengan Indonesia akan menjadi aset utama untuk meningkatkan keterlibatan AS di kawasan ini.
 
Retno juga bilang, Amerika Serikat adalah salah satu mitra penting bagi ASEAN dalam menerapkan pandangan Indo-Pasifiknya.

Baca Juga: Kapal perang Jerman menuju Laut China Selatan, apa yang terjadi?

“Adalah harapan saya, dan pemerintah Indonesia, untuk memajukan hubungan bilateral dengan AS, dari kesehatan ke SDGs, dari pendidikan, ekonomi, dan seterusnya,” katanya, menggunakan akronim untuk tujuan pembangunan berkelanjutan.

Sebuah pernyataan Departemen Luar Negeri AS pada pertemuan itu mengatakan, keduanya membahas langkah-langkah untuk pemulihan pandemi. Blinken mencatat Washington telah menyumbangkan 8 juta dosis vaksin ke Indonesia, dan kedua negara tersebut juga bekerja sama dalam oksigen dan terapi.

Retno dan Blinken juga menyatakan pandangan bersama tentang keamanan maritim dan berkomitmen untuk mempertahankan kebebasan navigasi di Laut China Selatan, dan melanjutkan kolaborasi dalam keamanan siber dan mencegah kejahatan siber.

Dikatakan Blinken memuji upaya Indonesia untuk mendukung negosiasi perdamaian Afghanistan dan menekankan pentingnya mengembalikan anggota ASEAN Myanmar ke jalan menuju demokrasi.

Terkalit masalah perubahan iklim, kedua belah pihak "membahas peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ambisi iklimnya, tanpa ada rincian lebih lanjut.

Baca Juga: Rusia dan China gelar latihan militer besar-besaran, libatkan 10.000 tentara

Pembicaraan itu dilakukan sebelum Blinken berpartisipasi dalam pertemuan virtual dengan ASEAN, yang beberapa anggotanya memiliki klaim yang bersinggungan di Laut China Selatan dengan China. Beijing melihat hampir semua jalur air strategis sebagai miliknya dan telah membangun kekuatannya di sana.

Blinken bergabung dengan pertemuan selama seminggu dengan rekan-rekan regional. Ini merupakan bagian dari upaya AS untuk menunjukkan keseriusan dalam keterlibatannya dengan Asia Tenggara untuk melawan China. 

Baca Juga: Sambut kapal induk Inggris, China gelar latihan militer di Laut China Selatan

Murray Hiebert, pakar Asia Tenggara di Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington, mengatakan hanya ada sedikit waktu untuk mengembangkan perjanjian kemitraan strategis yang dicapai di bawah pemerintahan Obama sebelum mantan Presiden Donald Trump menjabat.

"Perjanjian seperti ini bukan prioritas bagi pemerintahannya," katanya tentang kesepakatan yang meluas ke beberapa domain, termasuk pertahanan, energi, dan hubungan ekonomi yang lebih luas.

"Membuat rincian di semua bidang ini akan memakan waktu dan membutuhkan fokus yang cukup besar oleh pejabat senior kebijakan luar negeri, pertahanan dan ekonomi," tandasnya.

Selanjutnya: Kebanyakan di perairan Indonesia, perompakan bersenjata di Selat Singapura meningkat



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×