kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS dan Thailand bertemu, untuk melawan pengaruh China di Asia Tenggara?


Jumat, 10 Juli 2020 / 16:02 WIB
AS dan Thailand bertemu, untuk melawan pengaruh China di Asia Tenggara?
ILUSTRASI. Prayut Chan-O-Cha tersenyum setelah upacara pengesahan Kerajaan mengangkatnya sebagai Perdana Menteri Thailand di Kantor Pemerintah di Bangkok, Thailand, 11 Juni 2019.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) Jenderal James McConville bertemu dengan Perdana Menteri Thailand pada Jumat (10 /7). Ini kunjungan tingkat tinggi pertama oleh delegasi asing ke negeri gajah putih sejak pandemi virus corona baru.

Melansir Reuters, Kedutaan Besar AS untuk Thailand mengatakan dalam pernyataan Jumat (10/7), McConville bertemu dengan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dan Kepala Militer Thailand Apirat Kongsompong juga menandatangani Pernyataan Visi Strategis.

Meski teks pernyataan yang Reuters dapat itu belum Kedutaan Besar AS untuk Thailand rilis, mereka menyebutkan, McConville dan Apirat "membahas modernisasi, interoperabilitas, pelatihan bersama, dan doktrin".

Baca Juga: Langgar HAM serius atas Muslim Uighur, AS jatuhkan sanksi ke pejabat China

Washington tampaknya berupaya meyakinkan sekutunya Thailand tentang komitmen terhadap kawasan Asia Tenggara.

AS telah berusaha untuk melawan pengaruh China di Asia Tenggara. Yang terbaru, dengan mengirim dua kapal induk ke Laut China Selatan sementara militer China melakukan latihan di dekat pulau-pulau yang juga diklaim oleh Vietnam.

Thailand adalah sekutu tertua Washington di Asia. Tetapi, hubungan keduanya tegang oleh kudeta militer 2014 yang dipimpin oleh Kepala Militer Prayuth yang menggulingkan pemerintah sipil terpilih.

AS mengurangi beberapa pertukaran militer dengan Thailand, dan Bangkok menanggapi dengan menjalin hubungan lebih dekat dengan China.

Namun, hubungan AS-China kembali mesra setelah pemilihan umum Thailand tahun lalu, yang secara resmi memulihkan pemerintahan sipil sambil tetap menjadikan Prayuth sebagai pemimpin sipil atau perdana menteri.

Baca Juga: Menlu China meminta AS menghentikan pendekatan berbahaya dan lebih rasional

Hubungan yang kembali mesra itu menghasilkan kesepakatan senjata dengan Thailand untuk kendaraan pengangkut personel lapis baja dan helikopter serang ringan buatan AS tahun lalu.

Prayuth mengatakan, AS memberikan bantuan senilai US$ 2 juta untuk membantu Thailand mengatasi wabah virus corona baru, menurut rilis berita dari Kantor Perdana Menteri Thailand. Thailand sudah enam minggu tanpa kasus transmisi virus corona di masyarakat.




TERBARU

[X]
×