Sumber: Russia Today | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Elon Musk, salah satu tokoh terkemuka dalam dunia bisnis dan teknologi, mengeluarkan peringatan keras tentang potensi kebangkrutan de facto pemerintah AS jika tidak segera mengendalikan utang yang terus meningkat.
Peringatan ini datang di tengah keterlibatan Musk dalam tim baru yang dibentuk oleh Presiden terpilih Donald Trump untuk mengendalikan pengeluaran federal.
Utang Federal yang Meningkat Drastis
Pemerintah AS baru-baru ini mencatatkan utang federal bruto yang melampaui angka US$36 triliun pada November, sebuah situasi yang Musk gambarkan sebagai "mengerikan."
Baca Juga: Elon Musk Tawarkan US$1 Miliar ke Wikipedia dengan Syarat yang Aneh dan Menggelitik
Dalam beberapa bulan terakhir, Musk secara aktif menggunakan platform media sosialnya untuk membahas krisis utang ini, termasuk menyerukan warga AS untuk menekan perwakilan mereka di Kongres agar tidak meloloskan undang-undang pengeluaran baru yang dianggap tidak perlu.
Meski berhasil menggagalkan rancangan undang-undang pengeluaran 1.500 halaman yang sebelumnya diusulkan, alternatif dari Trump yang didukung oleh Musk juga gagal mendapatkan dukungan, membuat pemerintah berada di ambang penutupan.
Sebagai solusi sementara, Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang pengeluaran jangka pendek 118 halaman pada Sabtu malam untuk mencegah shutdown.
Pembentukan Departemen Efisiensi Pemerintah
Sebagai bagian dari upaya restrukturisasi, Musk diumumkan akan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency, DOGE) bersama pengusaha dan miliarder Vivek Ramaswamy.
Departemen ini dirancang untuk memangkas pengeluaran federal dengan target awal penghematan tahunan setidaknya US$250 miliar selama pemerintahan Trump.
Platform keuangan Kalshi, yang memungkinkan pengguna untuk bertaruh pada prediksi peristiwa masa depan, mencatat peluang sebesar 36% bahwa pengurangan pengeluaran federal dalam jumlah tersebut dapat tercapai. Musk menanggapi prediksi ini dengan optimisme, meskipun ia juga menggarisbawahi bahwa tantangan politik dan birokrasi akan sangat besar.
Baca Juga: Sir Jim Ratcliffe Ajak Elon Musk dan Jeff Bezos Bangun Stadion Baru Manchester United
Reaksi dan Dampak Politik
Musk, yang memiliki lebih dari 200 juta pengikut di platform X (sebelumnya Twitter), telah menggunakan pengaruhnya untuk menggerakkan opini publik dan tekanan terhadap Kongres.
Dalam debat baru-baru ini mengenai RUU pengeluaran sementara, Musk menyerukan warga AS untuk menolak proposal pengeluaran baru, menilai bahwa pemerintah perlu fokus pada efisiensi dan pengendalian utang daripada memperbesar anggaran.
Speaker DPR Mike Johnson, seorang sekutu Trump, menyatakan bahwa pengesahan solusi jangka pendek ini hanya menjadi "langkah sementara" sebelum kebijakan yang lebih besar diberlakukan di bawah kendali penuh Partai Republik di Gedung Putih, Senat, dan DPR.