Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon memutuskan untuk berhenti mengirimkan sejumlah bantuan militer ke Ukraina, termasuk di antaranya adalah rudal sistem pertahanan udara.
Menurut laporan Politico yang dirilis hari Selasa (1/7) waktu setempat, keputusan untuk menghentikan pengiriman diprakarsai oleh Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan Elbridge Colby.
Keputusan tersebut keluar menyusul peninjauan internal terhadap persediaan amunisi AS. Muncul kekhawatiran atas penurunan tajam dalam jumlah keseluruhan peluru artileri, rudal pertahanan udara, dan amunisi berpemandu presisi untuk kebutuhan dalam negeri.
Keputusan untuk menangguhkan pengiriman bantuan tertentu ini dibuat pada awal Juni tetapi baru sekarang berlaku. Pada awalnya, keputusan ini sempat disetujui di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden.
Baca Juga: Peringkat Kekuatan Militer NATO Tahun 2025, Amerika Serikat Masih Sulit Dikejar
Merespons pemberitaan Politico, Pentagon menyatakan bahwa Angkatan Bersenjata AS dilengkapi sepenuhnya untuk menangkal ancaman apa pun dan siap melindungi generasi mendatang.
"Anggota angkatan bersenjata kami diperlengkapi sepenuhnya untuk menangkal ancaman apa pun, dan pengesahan RUU One Big Beautiful terbaru oleh Senat memastikan bahwa persenjataan dan sistem pertahanan kami dimodernisasi untuk melindungi generasi mendatang dari ancaman abad ke-21," kata Juru Bicara Pentagon Sean Parnell, dikutip TASS.
Sementara itu, BBC juga mengabarkan bahwa para penangguhan bantuan militer tersebut melibatkan pengiriman rudal pertahanan udara Patriot, peluru artileri presisi, dan sistem rudal lainnya yang digunakan oleh Ukraina.
Ukraina baru-baru ini mengeluh telah mengalami serangan udara terbesar sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia pada akhir bulan Juni 2025, yaitu melibatkan 500 pesawat tak berawak dan rudal balistik dan jelajah.
Baca Juga: Portofolio Kripto Donald Trump Anjlok 78% pada Paruh Pertama 2025
Penangguhan ini terjadi kurang dari seminggu setelah Presiden Donald Trump membahas pertahanan udara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dari Ukraina pada pertemuan puncak NATO di Belanda.
Kepada BBC, Trump menggambarkan dialognya dengan berkata: "Kami terkadang mengalami masa-masa sulit, tetapi dia sangat baik."
Amerika Serikat telah menjadi rekan setia Ukraina sejak Rusia melakukan invasi pada Februari 2022. Bantuan militer senilai miliaran dolar telah mengalir ke Ukraina sejak saat itu.
Saat ini, semakin banyak orang di pemerintahan Trump menyuarakan kekhawatiran bahwa persediaan AS terlalu rendah.
Tonton: Presiden Prabowo Kunjungi Arab Saudi, Ini Isu Bilateral yang Dibahas