kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   17.000   0,69%
  • USD/IDR 16.736   31,00   0,19%
  • IDX 8.618   -59,15   -0,68%
  • KOMPAS100 1.184   -5,89   -0,50%
  • LQ45 852   -0,86   -0,10%
  • ISSI 307   -3,32   -1,07%
  • IDX30 439   1,78   0,41%
  • IDXHIDIV20 511   4,81   0,95%
  • IDX80 133   -0,51   -0,38%
  • IDXV30 138   -0,59   -0,43%
  • IDXQ30 140   1,06   0,76%

AS izinkan booster vaksin COVID-19 untuk orang dengan sistem kekebalan terganggu


Jumat, 13 Agustus 2021 / 13:10 WIB
AS izinkan booster vaksin COVID-19 untuk orang dengan sistem kekebalan terganggu
ILUSTRASI. Seorang tenaga kesehatan menyiapkan dosis vaksin Moderna COVID-19 di Queens Police Academy di Queens, New York, Amerika Serikat, Senin (11/1/2021). Jeenah Moon/Pool via REUTERS.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Kamis (13 Agustus) mengesahkan dosis booster vaksin COVID-19 dari Pfizer Inc dan Moderna Inc untuk orang dengan sistem kekebalan yang terganggu.

Beberapa negara lain, seperti Israel dan Jerman, berencana atau telah memberikan suntikan ketiga alias booster untuk menghindari gelombang wabah lain karena kemunculan varian Delta yang sangat menular.

Para ilmuwan masih terbagi atas penggunaan booster vaksin COVID-19 secara luas di antara mereka yang tidak memiliki masalah mendasar, Sebab, manfaat suntikan ketiga masih belum ditentukan.

Pfizer mengatakan, kemanjuran vaksin yang mereka kembangkan bersama BioNTech menurun seiring waktu, mengutip sebuah penelitian yang menunjukkan efektivitas 84% dari puncak 96% empat bulan setelah dosis kedua.

Baca Juga: Jadi booster, ini efek samping vaksin Covid-19 Moderna yang banyak terjadi

Moderna juga menyatakan, melihat kebutuhan untuk dosis booster, terutama karena varian Delta telah menyebabkan infeksi "terobosan" pada orang yang sudah divaksinasi lengkap.

Ubah otorisasi penggunaan darurat 

Mengutip Reuters, FDA pada Kamis mengubah otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin untuk memungkinkan dosis tambahan pada individu tertentu, khususnya untuk penerima transplantasi organ padat atau mereka yang didiagnosis dengan kondisi yang dianggap memiliki tingkat immunocompromise yang setara.

Laporan infeksi di antara orang yang divaksinasi dan kekhawatiran tentang berkurangnya perlindungan telah mendorong negara-negara kaya untuk mendistribusikan suntikan booster, bahkan ketika banyak negara berjuang untuk mengakses dosis vaksin pertama.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu menyerukan moratorium booster vaksin COVID-19 hingga setidaknya akhir September.

Baca Juga: Ini alasan Singapura pesan lebih banyak lagi vaksin Sinovac




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×