Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) baru-baru ini mengadakan serangkaian latihan anti-pesawat di lepas Laut China Selatan, lokasi sensitif di mana Amerika Serikat (AS) sering mengirim pesawat tempur untuk pengintaian jarak dekat.
Melansir China Central Television (CCTV), Global Times melaporkan, brigade senjata gabungan Angkatan Darat Grup ke-75 PLA baru-baru ini mengelar latihan penembakan pertahanan udara di lepas Laut China Selatan yang masuk Provinsi Guangdong.
Selama latihan, unit radar mengidentifikasi target tiruan saat memasuki ruang udara China kemudian melaporkan lokasi, arah, ketinggian, dan kecepatannya ke pasukan senjata anti-pesawat.
Empat senjata anti-pesawat self-propelled secara bersamaan lalu melepaskan tembakan dalam dua hingga tiga detik, ketika puluhan peluru membentuk rentetan ke langit, menurut laporan CCTV.
Baca Juga: China: Pesawat mata-mata AS di Laut China Selatan ancam keselamatan penerbangan sipil
Mengutip situs berita eastday.com, Global Times menyebutkan, dua jenis senjata anti-pesawat terlibat dalam latihan tersebut. Pertama, PGZ-09 laras kembar 35 mm, artileri anti-pesawat self-propelled China yang paling canggih. Kedua, PGZ-95 laras empat 25 mm.
"PGZ-09 dan rudal pertahanan udara HQ-17 dapat membentuk kombinasi pertahanan udara Angkatan Darat yang paling kuat di dunia," kata eastday.com dalam laporannya.
Latihan tersebut melibatkan pendekatan yang berbeda, termasuk penargetan presisi linier dan cakupan tembakan yang padat, untuk memastikan serangan yang efektif pada target udara jarak dekat.
AS sering mengirim pesawat militer di dekat Guangdong untuk pengintaian jarak dekat. Menurut lembaga think tank yang berbasis di Beijing, South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI), AS telah melakukan setidaknya empat pengintaian jarak dekat di Guangdong sejak awal Agustus.
Baca Juga: Hubungan dengan AS kian membara, China terus gelar latihan militer
Salah satunya pada 5 Agustus lalu di malam hari dengan mengirim Northrop Grumman E-8C Joint Surveillance Target Attack Radar System, pesawat manajemen pertempuran dan komando juga kontrol serta pengintai milik Angkatan Udara AS.
Mengutip sumber PLA, South China Morning Post pada Rabu (12/8) melaporkan, E-8C bahkan berusaha menyamar sebagai pesawat komersial.