kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

AS Lancarkan Serangan Balasan di Irak dan Suriah, Hampir 40 Orang Dilaporkan Tewas


Sabtu, 03 Februari 2024 / 20:12 WIB
AS Lancarkan Serangan Balasan di Irak dan Suriah, Hampir 40 Orang Dilaporkan Tewas
ILUSTRASI. Amerika Serikat menggunakan pesawat pembom B-1


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/BAGHDAD. Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap lebih dari 85 sasaran yang terkait dengan Garda Revolusi Iran (IRGC) dan milisi yang didukungnya.

Setidaknya serangan ini telah menewaskan lebih dari 30 orang, sebagai pembalasan atas serangan mematikan terhadap pasukan AS.

Serangan tersebut, termasuk penggunaan pesawat pengebom jarak jauh B-1 yang diterbangkan dari AS, adalah respon pertama pemerintahan Presiden Joe Biden terhadap serangan akhir pekan lalu yang dilakukan oleh militan yang didukung Iran.

Lebih banyak operasi militer AS diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Baca Juga: China Sukses Kalahkan Jepang Jadi Eksportir Mobil Terbesar di Tahun 2023

Serangan tersebut meningkatkan konflik yang telah menyebar ke wilayah tersebut sejak pecahnya perang  antara Israel dan Hamas.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan AS merupakan “kesalahan besar dan strategis lainnya yang dilakukan AS yang hanya akan mengakibatkan peningkatan ketegangan dan ketidakstabilan di kawasan”.

Irak juga mengutuk serangan AS, dengan mengatakan serangan tersebut telah menewaskan 16 orang termasuk warga sipil. 

Di Suriah, serangan tersebut menewaskan 23 orang yang menjaga lokasi yang menjadi target , kata Rami Abdulrahman, direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah organisasi yang melaporkan perang di Suriah.

Letnan Jenderal Douglas Sims, direktur Staf Gabungan AS mengatakan, serangan tersebut tampaknya berhasil, memicu ledakan sekunder yang besar ketika bom tersebut mengenai persenjataan militan. 

Dia mengatakan serangan itu dilakukan karena mengetahui kemungkinan akan ada korban jiwa di antara mereka yang berada di fasilitas tersebut.

Baca Juga: Afrika Selatan Terus Desak Penangkapan PM Israel, Benjamin Netanyahu

Meskipun terjadi serangan, Pentagon mengatakan mereka tidak ingin berperang dengan Iran dan tidak yakin Teheran juga menginginkan perang, bahkan ketika tekanan Partai Republik terhadap Biden meningkat untuk melancarkan serangan secara langsung.

Iran, pendukung Hamas, telah berusaha untuk tidak terlibat dalam konflik regional. Bahkan ketika Iran mendukung kelompok-kelompok yang ikut terlibat dalam konflik tersebut dari Lebanon, Yaman, Irak dan Suriah – yang disebut “Poros Perlawanan” yang memusuhi Israel dan kepentingan AS.

Tidak Mencari Konflik

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, setelah serangan tersebut bahwa Biden telah mengarahkan tindakan tambahan terhadap IRGC dan pihak-pihak yang terkait dengannya. “Ini adalah awal dari tanggapan kami,” kata Austin.

“Kami tidak menginginkan konflik di Timur Tengah atau di mana pun, namun presiden dan saya tidak akan mentolerir serangan terhadap pasukan Amerika,” kata Austin.

Baca Juga: Melambat, IMF Ramal Ekonomi China Tahun Ini Akan Tumbuh 4,6%

Sebuah pernyataan pemerintah Irak mengatakan, daerah-daerah yang dibom oleh pesawat AS termasuk tempat-tempat di mana pasukan keamanan Irak ditempatkan di dekat lokasi-lokasi sipil. Dikatakan 23 orang terluka dan 16 orang tewas.

Gedung Putih mengatakan AS telah memberi tahu Irak sebelum melakukan serangan. Baghdad kemudian menuduh AS melakukan penipuan dan mengatakan bahwa klaim AS mengenai koordinasi dengan pihak berwenang Irak "tidak berdasar".

Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan, AS memicu konflik di wilayah tersebut dengan “cara yang sangat berbahaya”.

Pada hari Jumat, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan negaranya tidak akan memulai perang, namun akan “merespons dengan keras” siapa pun yang menindasnya.

Hamas mengutuk serangan AS dan mengatakan Washington menuangkan “minyak ke dalam api”.

Baca Juga: Citra Satelit Menunjukkan 30% Wilayah Gaza Hancur karena Israel

Inggris menyebut AS sebagai sekutunya yang “teguh” dan mendukung hak Washington untuk menanggapi serangan.

Menteri Luar Negeri Polandia Radek Sikorski, yang tiba untuk pertemuan Uni Eropa di Brussels, mengatakan serangan AS adalah hasil dari “bermain api” proksi Iran.

Lebih dari 160 Serangan terhadap Pasukan AS

Militer AS dalam sebuah pernyataan, serangan tersebut mengenai sasaran termasuk pusat komando dan kendali, roket, rudal dan fasilitas penyimpanan drone, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi.

Di Irak, penduduk setempat mengatakan beberapa serangan menghantam Lingkungan Sikak di Al-Qaim, sebuah kawasan pemukiman yang menurut penduduk setempat juga digunakan oleh kelompok bersenjata untuk menyimpan senjata dalam jumlah besar. 

Baca Juga: Mantan PM Najib Dapat Potongan Hukuman di Kasus Korupsi 1MDB

Para militan telah meninggalkan daerah itu dan bersembunyi beberapa hari sejak serangan di Yordania, kata sumber-sumber lokal.

Pasukan AS telah diserang lebih dari 160 kali di Irak, Suriah dan Yordania sejak 7 Oktober, biasanya dengan kombinasi roket dan drone serang satu arah, sehingga mendorong AS melancarkan beberapa serangan balasan bahkan sebelum serangan terbaru terjadi.

AS menilai bahwa pesawat tak berawak yang menewaskan tiga tentara dan melukai lebih dari 40 orang lainnya di Yordania adalah buatan Iran, kata para pejabat AS kepada Reuters.

Baca Juga: Kemlu: Satu WNI di Korsel Dituduh Curi Data Proyek Pesawat Tempur KF-21 Tidak Ditahan

“Respon kami dimulai hari ini. Ini akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih,” kata Biden.

Pejabat tinggi Partai Republik di Komite Angkatan Bersenjata Senat, Roger Wicker, mengkritik Biden karena gagal memberikan dampak yang cukup besar terhadap Iran, dan terlalu lama menanggapinya.

Para penasihat Iran membantu kelompok-kelompok bersenjata di Irak, di mana Amerika Serikat memiliki sekitar 2.500 tentara, dan di Suriah, yang memiliki 900 tentara.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×