Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. China memperingatkan Washington untuk tidak "bermain api" saat delegasi Amerika Serikat menyelesaikan perjalanan bersejarah ke Taiwan, yang Beijing klaim sebagai wilayah mereka.
Beijing geram dengan kunjungan pejabat tertinggi negeri uak Sam dalam beberapa dekade terakhir ke Taiwan, ketika hubungan AS-China jatuh ke rekor terendah karena berbagai masalah, mulai dari perdagangan hingga militer dan pandemi virus corona baru.
Menteri Kesehatan AS Alex Azar menyelesaikan kunjungan tiga hari ke Taiwan, di mana dia mengkritik penanganan pandemi oleh China dan mengunjungi kuil mantan Presiden Taiwan yang dibenci oleh kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok.
Baca Juga: Berhasil dilacak oleh rudal anti pesawat, Taiwan usir jet tempur China
Beijing mengecam kunjungan itu dan mengatakan, China "dengan tegas menentang pertukaran resmi antara AS dan Taiwan dengan dalih apa pun".
"Mengenai masalah yang melibatkan kepentingan inti China, beberapa orang di AS tidak boleh menyembunyikan ilusi, mereka yang bermain api akan terbakar," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian, Rabu (12/8), seperti dikutip Channel News Asia.
"Saya juga ingin mengingatkan pihak berwenang Taiwan untuk tidak tunduk pada orang lain, mengandalkan dukungan orang asing, dan bertekad mengejar kemerdekaan, yang merupakan jalan buntu," tegas Zhao.
Baca Juga: Taiwan beritahu AS, China mau mengubahnya jadi Hong Kong berikutnya
Warisan demokrasi
Beijing menegaskan, Taiwan, yang telah memerintah sendiri sejak 1949, adalah bagian dari "satu China". Dan, China telah bersumpah untuk bereaksi dengan kekerasan jika secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan.
Pada hari terakhir perjalanan, Rabu (12/8), Azar mengunjungi kuil untuk mendiang Presiden Taiwan Lee Teng-hui, memuji perannya dalam mengarahkan transisi pulau itu menuju demokrasi.
Anggota kabinet Pemerintahan Donald Trump itu menulis pesan belasungkawa untuk Lee, yang meninggal bulan lalu dalam usia 97 tahun. "Warisan demokrasi Presiden Lee akan selamanya mendorong hubungan AS-Taiwan ke depan," tulis Azar.
Baca Juga: Jika perang terjadi, Taiwan bisa saja kalahkan China, ini caranya
Lee adalah sosok yang menjulang tinggi dalam sejarah Taiwan baru-baru ini. Dia menentang China dengan mendorong Taiwan untuk diakui sebagai negara yang berdaulat dan mendapatkan julukan "Tuan Demokrasi" untuk peran yang ia mainkan dalam transisi dari pemerintahan otoriter.
Beijing membenci Lee. Ketika berita kematiannya muncul, media Pemerintah China menyebutnya "ayah baptis pemisahan diri Taiwan".