Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Iran tak menggubris tawaran dari Amerika Serikat (AS) dalam menangulangi virus corona. Dalam siaran televisi lokal dikutip Reuters Minggu (23/3), Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan para pemimpin AS sebagai penipu dan pembohong.
AS telah menawarkan bantuan kemanusiaan kepada musuh lamanya, negara Timur Tengah yang paling terpengaruh oleh virus corona, dengan 1.685 kematian dan 21.638 orang terinfeksi.
Ketegangan antara kedua negara telah meningkat sejak 2018, ketika Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan enam kekuatan dunia dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.
Baca Juga: Rusia sejauh ini mampu redam wabah corona, apa resepnya?
“Beberapa kali orang Amerika menawarkan diri untuk membantu kami memerangi pandemi. Itu aneh karena Anda menghadapi kekurangan di Amerika. Anda juga dituduh membuat virus ini, ” kata Khamenei yang merupakan seorang anti-Amerika Serikat garis keras yang memiliki pengaruh besar di Iran.
“Saya tidak tahu apakah itu benar. Tetapi ketika ada tuduhan seperti itu, dapatkah orang bijak memercayai Anda (AS) dan menerima tawaran bantuan Anda? Anda bisa memberikan obat-obatan ke Iran yang menyebarkan virus atau membuatnya tetap secara permanen."
Gesekan kedua negara memang meningkat ketika Trump memerintahkan serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan komandan tertinggi Pengawal Revolusi Iran, Qassem Soleimani, pada 3 Januari lalu. Iran membalas dengan memukul target AS di Irak pada 8 Januari.
Baca Juga: Ngeri, tiap 10 menit virus corona membunuh satu orang di Iran
"Musuh nomor satu kami adalah Amerika. Ini adalah musuh Iran yang paling jahat dan jahat ... para pemimpinnya adalah teroris ... Pembohong dan penipu, "kata Khamenei.
Pemerintah Iran telah menyalahkan sanksi AS karena menghambat upayanya untuk menghentikan wabah dan Presiden Iran Hassan Rouhani mendesak Amerika untuk menyerukan pemerintah mereka untuk mencabut sanksi ketika Iran melawan virus corona.