Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintah Amerika Serikat (AS) dikabarkan bakal menerbitkan peraturan untuk memperluas cengkeramannya dalam memblokir pengiriman produk-produk asing ke perusahaan China, Huawei. AS dinilai berupaya menekan perusahaan telekomunikasi yang masuk daftar hitam mereka tersebut.
Mengutip Reuters, Rabu (15/1), Departemen Perdagangan AS pada bulan Mei 2019 lalu, menempatkan Huawei Technologies Co Ltd pada daftar hitam perdagangan, dengan alasan masalah keamanan nasional.
Baca Juga: Pendapatan Huawei terbang18% menjadi US$ 122 miliar di 2019
Keputusan itu memungkinkan pemerintah AS membatasi penjualan produk buatan AS ke Huawei dan sejumlah kecil barang yang dibuat di luar negeri yang mengandung teknologi AS.
Di bawah peraturan saat ini, rantai pasokan utama produk asing ke Huawei tetap berada di luar jangkauan otoritas AS.
Tetapi saat ini, ada upaya yang memungkinkan pemerintah AS mengatur lebih banyak penjualan barang-barang berteknologi rendah dibuat di luar negeri dengan teknologi AS ke Huawei yang tidak begitu merugikan perusahaan A.S.
Reuters melaporkan pada bulan November bahwa Kementerian Perdagangan AS sedang mempertimbangkan memperluas Peraturan De minimis. Beleid ini nanti yang menentukan berapa persen konten teknologi AS dalam sebuah produk, yang dibuat di luar negeri, dapat diatur pemerintah AS.
-
Baca Juga: Telkomsel Mitra Inovasi umumkan pendanaan seri B1 di startup logistik Roambee
-
Baca Juga: Huawei klaim penjualan ponsel layar lipat Mate X laris manis
Di bawah peraturan saat ini, Amerika Serikat dapat meminta lisensi atau memblokir lebih banyak ekspor produk teknologi tinggi yang dikirim ke China dari negara lain, jika komponen buatan A.S di dalamnya dinilai dari 25%.
Menurut dua orang yang akrab dengan masalah ini, AS telah menyusun aturan yang akan menurunkan ambang batasnya, hanya pada ekspor ke Huawei menjadi 10% saja sudah bisa dibatasi, dan memperluas ruang lingkup untuk memasukkan barang-barang non-teknis seperti elektronik konsumen termasuk chip yang tidak sensitif.
Menurut salah informasi, Departemen Perdagangan mengirim aturan ke Kantor Manajemen dan Anggaran, setelah pertemuan antar lembaga pekan lalu.
Baca Juga: Punya smartphone 5G, Realme yakin bisa melipatgandakan pengiriman ponsel
Jika lembaga pemerintah lain menandatangani aturan tersebut, beleid itu dapat dikeluarkan dalam hitungan minggu sebagai aturan final, tanpa ada kesempatan untuk mendengar tanggapan publik sebelum diberlakukan.
Departemen Perdagangan AS juga telah menyusun peraturan yang akan memperluas apa yang disebut Aturan Produk Langsung Asing. Nantinya, hal ini menjadikan barang buatan asing yang didasarkan pada teknologi atau perangkat lunak AS masuk dalam pengawasan AS.
Kebijakan ini akan diperluas yang mencakup barang-barang berteknologi rendah yang dibuat di luar negeri yang didasarkan pada teknologi A.S. dan dikirim ke Huawei,
Baca Juga: Singapore digital bank race heats up with 21 licence bidders
Pada bulan Desember, Huawei, pembuat smartphone terbesar di dunia, melaporkan kenaikan pendapatan 18% untuk 2019 dan peningkatan pengiriman smartphone sebesar 20%