kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.169   31,00   0,19%
  • IDX 7.055   71,46   1,02%
  • KOMPAS100 1.056   15,44   1,48%
  • LQ45 830   13,30   1,63%
  • ISSI 213   1,17   0,55%
  • IDX30 424   7,51   1,80%
  • IDXHIDIV20 510   8,12   1,62%
  • IDX80 120   1,73   1,46%
  • IDXV30 125   0,86   0,70%
  • IDXQ30 141   2,17   1,56%

AS Tetapkan Grup Wagner Rusia sebagai Organisasi Kriminal Transnasional


Minggu, 22 Januari 2023 / 06:10 WIB
AS Tetapkan Grup Wagner Rusia sebagai Organisasi Kriminal Transnasional
ILUSTRASI. Para wajib militer Rusia dipanggil untuk dinas militer berjalan di sepanjang peron sebelum menaiki kereta saat mereka berangkat ke garnisun di stasiun kereta api di Omsk, Rusia 27 November 2022.


Sumber: CNN | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Amerika Serikat (AS)menetapkan organisasi tentara bayaran Rusia Wagner Group sebagai organisasi kriminal transnasional dan akan menjatuhkan sanksi tambahan minggu depan terhadap kelompok tersebut dan jaringan pendukungnya di seluruh dunia.

"Tindakan ini mengakui ancaman lintas benua yang ditimbulkan Wagner, termasuk melalui pola aktivitas kriminal serius yang berkelanjutan," kata Koordinator Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih untuk Komunikasi Strategis John Kirby kepada wartawan pada hari Jumat (20/1).

Bersamaan dengan sanksi baru tersebut, AS telah merilis foto-foto kereta api Rusia masuk ke Korea Utara dan kembali lagi ke Rusia pada bulan November. AS meyakini kehadiran kereta api Rusia ke Korut tersebut dalam rangka pengiriman awal roket dan rudal infanteri untuk digunakan organisasi tentara bayaran Wagner Group di Ukraina.

Baca Juga: Rusia Kekurangan Tentara Bayaran hingga Kehilangan 4 Jet Tempur dalam 10 Hari

Kirby mengatakan AS tidak percaya peralatan tersebut telah mengubah dinamika medan perang di Ukraina, AS mengatakan pengiriman sistem senjata semacam itu dari Korea Utara ke Rusia bakal terus berlanjut. Rusia juga telah menerima peralatan, termasuk drone, dari Iran, karena pasokan militernya berkurang selama perang.

“Transfer senjata dari Korea Utara merupakan pelanggaran langsung terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Kirby, seraya menambahkan bahwa AS telah berbagi informasi intelijennya dengan panel ahli komite sanksi DPRK Dewan Keamanan.

Baca Juga: Rusia Ganti Komandan di Ukraina Saat Pertempuran Memperebutkan Soledar Berkecamuk

Seorang pejabat senior intelijen barat menggemakan penilaian itu pada hari Jumat, mengatakan kepada wartawan bahwa Barat pasti khawatir bahwa Korea Utara mungkin berencana untuk memperluas dan mengirimkan lebih banyak peralatan militer atau untuk mempertahankan pengiriman tersebut.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×