Sumber: Channelnewsasia.com,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Negara-negara di kawasan Asia kini tengah siaga Covid-19. Pasca terjadinya tsunami Covid-19 di India, sejumlah negara lainnya juga mencatatkan lonjakan kasus corona terbaru.
Berikut beberapa negara yang tengah mencatatkan kenaikan infeksi corona:
- Thailand
Kementerian Kesehatan Thailand pada Minggu (2/5/2021) melaporkan 1.940 kasus virus corona baru. Sementara, angka kematian mencapai 21 kasus untuk hari kedua. Ini merupakan jumlah kematian harian tertinggi sejak pandemi dimulai.
Reuters memberitakan, Thailand sebagian besar mengendalikan virus pada awal pandemi melalui penutupan dan kontrol perbatasan yang ketat. Tetapi gelombang ketiga mematikan yang dimulai pada awal April termasuk varian B.1.1.7 yang sangat mudah ditularkan dan telah menyumbang sekitar setengah dari total kasus dan kematiannya.
Angka hari Minggu kemarin membuat total infeksi yang dikonfirmasi di negara itu sejak pandemi dimulai tahun lalu menjadi 68.984. Adapun total kematian saat ini mencapai 245 kasus.
Baca Juga: Mengerikan, pekan lalu India sumbang 46% dari total kasus virus corona global
Sejauh ini, Thailand telah memvaksinasi hampir 1,5 juta orang, kebanyakan pekerja medis dan orang-orang yang rentan, menggunakan dosis impor vaksin Sinovac China dan AstraZeneca.
Program vaksinasi massal akan dimulai pada bulan Juni dengan dosis AstraZeneca yang diproduksi secara lokal. Pendaftaran vaksin dibuka untuk umum pada akhir pekan ini dengan target vaksinasi 70% orang dewasa di negara berpenduduk lebih dari 66 juta orang itu.
Baca Juga: Virus corona jenis baru ada di Tangsel dan Kabupaten Tangerang
- Singapura
Singapura memperketat lagi pembatasan sosial menyusul merebaknya lagi wabah Covid-19 di negara kota ini.
Bahkan, Singapura tidak mengesampingkan kemungkinan "pemutus arus" lain seperti menerapkan lockdown. Namun, Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong mengatakan, Singapura berharap dapat menghindari situasi itu dengan kebijakan pembatasan yang baru diumumkan.
Kementerian Kesehatan Singapura pada Selasa (4 Mei) mengumumkan pengetatan lebih lanjut dari langkah-langkah penanganan Covid-19, termasuk membatasi pertemuan sosial dan mengurangi jumlah pengunjung berbeda ke sebuah rumah dari 8 orang menjadi lima orang mulai 8 Mei hingga 30 Mei.
Pengetatan lain, proporsi karyawan yang diizinkan kembali ke tempat kerja juga akan berkurang selama periode yang sama, sementara kapasitas akan berkurang di tempat-tempat wisata, perpustakaan, tur, dan acara MICE.
Baca Juga: Ada gelombang baru virus corona, simak cara meningkatkan daya tahan tubuh
“Saya pikir penting bagi kami untuk mengklarifikasi bahwa kami tidak mengesampingkan kemungkinan pemutus sirkuit. Tentu kami berharap bahwa kami tidak akan sampai di sana dan kami harus melakukan apa yang kami bisa dengan serangkaian tindakan yang baru saja kami umumkan ini,” kata Gan seperti dikutip Channel News Asia.
"Dengan kerja sama dan dukungan semua warga Singapura, saya pikir kami mungkin akan dapat menghindari situasi pemutus sirkuit tetapi kami tidak dapat mengesampingkan itu," tambahnya.
Ia menegaskan, Pemerintah Singapura akan terus waspada, memantau situasi dan akan menyesuaikan tindakan.
Baca Juga: Duh, zona merah corona kembali muncul di Pulau Bali per awal Mei 2021
Menteri Pendidikan Lawrence Wong menyamakan rangkaian pembatasan baru sebagai langkah "kembali ke Fase 2".
Ia menambahkan bahwa situasi saat ini "tidak persis sama" dengan tahun lalu ketika pemutus sirkuit alias lockdwon diterapkan. Periode pemutus sirkuit diberlakukan dari 7 April hingga 1 Juni tahun lalu, dengan langkah-langkah yang mencakup sekolah berbasis rumah dan sebagian besar tempat kerja ditutup.
- Malaysia
Malaysia pada hari Rabu (5/5/2021) memberlakukan pembatasan pergerakan di ibu kota Kuala Lumpur. Langkah ini diambil seiring meningkatnya jumlah infeksi Covid-19. Kebijakan ini semakin menambah jumlah penguncian yang telah diterapkan di seluruh negeri.
Mengutip Reuters, Kuala Lumpur akan diberlakukan beberapa tindakan penguncian mulai Jumat selama dua minggu. Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yaakob mengatakan dalam sebuah pernyataan, pembatasan ini termasuk larangan kegiatan sosial, makan di dalam ruangan, dan perjalanan antar distrik.
Beberapa bagian dari negara bagian Selangor di sekitarnya, wilayah terkaya Malaysia, juga akan diisolasi akhir pekan ini.
Baca Juga: Makin parah, warga muda Malaysia banyak yang meninggal akibat Covid-19
Data Reuters menunjukkan, Malaysia telah mengalami kebangkitan infeksi virus corona dalam beberapa pekan terakhir, di mana negara itu melaporkan 3.744 kasus baru pada hari Rabu. Dengan demikian, total kasus corona di Malaysia mencapai 424.376 kasus.
Negara Asia Tenggara itu memulai kampanye vaksinasi Covid-19 pada bulan Februari dengan suntikan Pfizer-BioNTech dan Sinovac. Pada hari Rabu, Malaysia meluncurkan program inokulasi paralel bagi orang-orang yang secara sukarela menerima vaksin AstraZeneca di tengah kekhawatiran publik atas keamanannya.
Bulan ini, Malaysia juga mendeteksi kasus pertama dari varian virus corona yang sangat menular yang pertama kali diidentifikasi di India.
Baca Juga: Sudah vaksinasi, Kemenkes ingatkan masyarakat tetap jaga protokol kesehatan
Negara ini juga telah melarang penerbangan ke dan dari India dan melarang pelancong dari tujuan India mana pun memasuki negara itu untuk membantu mencegah penyebaran varian baru.
Pada hari Rabu, Ismail Sabri mengatakan Malaysia juga akan melarang masuknya warga negara dari Sri Lanka, Bangladesh, Pakistan dan Nepal.
- Nepal
Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mengatakan pada hari Rabu (5/5/2021), Nepal kewalahan oleh lonjakan Covid-19 ketika wabah India menyebar ke seluruh Asia Selatan.
“Kita perlu bertindak sekarang dan kita harus bertindak cepat agar memiliki harapan untuk mengatasi bencana manusia ini. Virus ini tidak menghormati perbatasan dan varian ini merajalela di seluruh Asia," kata Alexander Matheou, direktur Asia Pasifik untuk badan berbasis di Jenewa yang mewakili jaringan kemanusiaan global seperti yang dilansir Reuters.
Menurut pernyataan tersebut, Nepal sekarang mencatat 57 kali lebih banyak kasus dibandingkan sebulan lalu, dengan 44% tes sekarang kembali positif. Kota-kota di Nepal di dekat perbatasan India tidak dapat mengatasi meningkatnya jumlah orang yang membutuhkan perawatan. Sementara, hanya 1% dari populasi negara itu yang telah divaksinasi penuh.
Baca Juga: Tak hanya India, gelombang kasus Covid-19 menghantam sejumlah negara berkembang
"Apa yang terjadi di India saat ini adalah gambaran mengerikan tentang masa depan Nepal jika kita tidak dapat menahan lonjakan Covid-19 terbaru yang merenggut lebih banyak nyawa dari menit ke menit," kata Netra Prasad Timsina, ketua Palang Merah Nepal.
"Sangat menyedihkan melihat bahwa orang tidak dapat mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang mereka cintai karena kremasi berlangsung pada tingkat rekor karena varian Covid-19 baru ini, yang menyerang orang-orang dari segala usia di Nepal," tambah Timsina.
Reuters memberitakan, pernyataan itu mencatat bahwa tetangga lain India juga berada di garis tembak ketika wabah menyebar. Unit perawatan intensif rumah sakit di Pakistan dan Bangladesh penuh atau mendekati kapasitas, katanya.