kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Atasi efek virus corona, Singapura siap tarik cadangan Rp 190 triliun


Kamis, 26 Maret 2020 / 20:34 WIB
Atasi efek virus corona, Singapura siap tarik cadangan Rp 190 triliun
ILUSTRASI. Turis duduk di meja di Distrik Chinatown yang sebagian besar kosong karena pariwisata mengalami penurunan akibat wabah virus corona di Singapura, 21 Februari 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pandemi virus corona baru, Wakil Perdana Menteri Heng Swee Keat mengatakan, bakal membuat Singapura menarik cadangan hingga S$ 17 miliar atau Rp 190 triliun untuk langkah-langkah melindungi pekerja dan mendukung ekonomi.

"Kami telah menabung untuk hari hujan," kata Heng kepada Parlemen, Kamis (26/3) saat mengumumkan langkah-langkah ekonomi tambahan dalam mengatasi wabah virus corona. Tapi, "Pandemi Covid-19 sudah menjadi badai yang dahsyat dan masih terus berkembang."

Heng, yang juga Menteri Keuangan, menyatakan, uang sebanyak S$ 17 miliar akan pemerintah gunakan untuk membantu langkah-langkah pendanaan, seperti melindungi pekerja, membantu wiraswasta, dan meningkatkan sektor penerbangan yang terpukul.

Melansir Channelnewsasia.com, dia menjelaskan, langkah-langkah tersebut akan mengerek defisit anggaran 2020 menjadi S$ 39,2 miliar yang belum pernah terjadi sebelumnya, atau 7,9% dari produk domestik bruto (PDB) Singapura.

Baca Juga: Ekonomi menyusut lebih dalam dari ramalan, resesi Singapura di depan mata

"Cadangan kami berfungsi sebagai benteng kami melawan guncangan dan krisis yang sifatnya luar biasa," ujar Heng. “Untuk negara tanpa minyak, tanpa gas, tanpa emas, tanpa berlian, atau sumber daya alam apa pun, sungguh luar biasa bahwa kita telah membangunnya".

"Kehati-hatian dan kedisiplinan kita dalam menabung dan memupuk cadangan kita memberi kita sarana untuk merespons secara tegas ketika bangsa kita menghadapi keadaan luar biasa," imbuh Heng.

Virus corona menimbulkan banyak ancaman bagi Singapura, menurut Heng, ketika memicu guncangan eksternal seperti negara-negara lain yang menutup perbatasan mereka, membatasi ekspor, dan menghentikan kegiatan ekonomi untuk memerangi pandemi.

Sektor-sektor bisnis di Singapura, seperti pariwisata, transportasi, dan restoran, juga sangat terpukul. Sebab, negeri Merlion menerapkan langkah-langkah jarak fisik yang aman untuk mengekang wabah wirus corona.

Baca Juga: Per hari ini, Singapura larang visitor jangka pendek masuk ke negaranya

"Jadi, ini bukan siklus bisnis normal yang kami antisipasi dan berurusan dengan menggunakan pendapatan yang dikumpulkan oleh masing-masing masa pemerintahan," sebut Heng. "Ini adalah 'angsa hitam' yang datang hanya sekali setiap beberapa dekade".

Heng mengingatkan, masih ada banyak ketidakpastian tentang bagaimana wabah virus corona bisa berkembang. Itu jauh lebih kompleks dibanding krisis keuangan global pada 2009 karena ada tambahan dimensi medis, sosial, dan psikologis.

Krisis keuangan adalah satu-satunya waktu di mana Singapura menarik cadangannya. Ketika itu, Pemerintah Singapura menarik S$ 4,9 miliar  untuk membantu para pekerja tetap bekerja dan perusahaan-perusahaan mendapatkan kredit.

Meski begitu, Heng menyatakan, Singapura telah mempersiapkan dengan baik dan memiliki sumber daya untuk menghadapi krisis "dengan keyakinan".

Baca Juga: Tangkal penyebaran corona, Singapura tunda semua acara yang dihadiri 250 orang

“Kami akan menggunakan sumber daya kami untuk melewati ini bersama. Pemerintah akan terus memantau situasi dengan cermat, dan melakukan lebih banyak dan ketika kita perlu,” ujarnya.

"Jika itu perlu, saya siap untuk mengusulkan kepada Presiden untuk lebih lanjut menarik cadangan masa lalu untuk menghadapi situasi ini," imbuh dia.




TERBARU

[X]
×