Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - VIENNA. Pemerintah Austria menegaskan pihaknya akan menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin jika ia mengunjungi negara tersebut.
Melansir Daily Beast, Menteri Uni Eropa dan Urusan Konstitusi Austria Karolina Edtstadler mengatakan pada minggu ini, hal tersebut sesuai dengan surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
"Austria akan mematuhi kewajibannya di bawah hukum internasional dan hukum pidana," kata Edtstadler dalam sebuah wawancara dengan Tagesspiegel.
Dia menambahkan, "Jika dia menginjakkan kaki di tanah Austria, penangkapan harus dilakukan."
Austria adalah negara yang menandatangani Statuta Roma, perjanjian yang membentuk ICC. ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan bulan lalu atas dugaan kejahatan perang di Ukraina karena Putin dituduh menculik anak-anak Ukraina secara ilegal.
Pengadilan tidak memiliki kekuatan untuk menegakkan surat perintahnya, sehingga langkah selanjutnya hanya akan datang dari negara-negara lain yang bersedia untuk menangkap Putin.
Baca Juga: Putin: Intelijen Barat Telah Membantu Ukraina Melakukan Sabotase
Langkah ini dilakukan ketika Austria berada di bawah tekanan yang semakin meningkat untuk menilai kembali netralitas militernya selama perang Rusia di Ukraina. Austria telah mengutuk invasi tersebut dan mendukung sanksi-sanksi terhadap Rusia, namun menghindari partisipasi militer.
Austria adalah bagian dari daftar negara yang mengindikasikan bahwa mereka akan mematuhi surat perintah penangkapan. Ada tanda-tanda bahwa bahkan negara-negara yang bersekutu dengan Rusia di masa lalu, seperti Armenia, yang merupakan anggota organisasi pertahanan yang dipimpin Rusia, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), sedang dalam proses untuk menegakkan surat perintah penangkapan tersebut.
Gagik Melkonyan, seorang wakil dari partai Kontrak Sipil yang berkuasa di parlemen Armenia, mengindikasikan akhir bulan lalu bahwa Putin akan ditangkap jika ia datang ke Armenia.
Langkah Austria, meskipun secara militer bersikap netral, mungkin tidak sepenuhnya mengejutkan. Kementerian Kehakiman Austria menegaskan kembali pengamatannya terhadap keputusan ICC akhir bulan lalu.
Baca Juga: Finlandia Gabung NATO, Rusia Siap Menumpuk Militer di Barat Laut
"Surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh pengadilan harus dieksekusi, dan orang-orang yang dicari oleh pengadilan harus ditangkap," demikian pernyataan Kementerian Kehakiman Austria.
Meningkatnya aksi demonstrasi untuk menangkap Putin terjadi ketika jajaran Kremlin tampaknya semakin gelisah dengan upaya internasional untuk menjauhi Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan ketidaksukaannya terhadap dorongan kepada sekutu Rusia untuk menurunkan hubungan dengan Moskow.
"Jika negara-negara Barat akan mencoba melakukan ancaman, pemerasan, akan memaksa sekutu kami untuk merusak hubungan dengan Rusia sehingga merugikan kepentingan nasional mereka sendiri, maka, tentu saja, kami tidak akan menyembunyikan sikap kami terhadap upaya-upaya semacam itu," kata Lavrov.
Baca Juga: Vladimir Putin Teken Dekrit: 147.000 Warga Rusia Wajib Militer di Musim Semi
Mengutip Ukrayinska Pravda, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken meyakini bahwa para penandatangan Statuta Roma di Eropa harus mengeksekusi surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengekstradisinya ke Mahkamah Pidana Internasional.
Pada saat yang sama, Hungaria, yang merupakan penandatangan perjanjian tersebut, mengatakan bahwa mereka tidak akan melakukannya.