Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat
IIF mengingatkan, utang besar-besaran di seluruh dunia seperti itu adalah risiko nyata bagi ekonomi global. Apalagi, IIF memperkirakan level utang dunia akan meningkat lebih jauh di tahun 2020.
"Ini didorong oleh suku bunga rendah dan kondisi keuangan yang longgar. Kami memperkirakan bahwa total utang global akan melebihi US$ 257 triliun" pada kuartal pertama 2020," sebut IIF.
Baca Juga: Utang Masih Jadi Andalan untuk Menutup Defisit Anggaran
The Federal Reserve menurunkan suku bunga tiga kali tahun lalu, dan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa masih pada posisi terendah pasca krisis keuangan.
Terlepas dari kondisi pinjaman yang menguntungkan, risiko pembiayaan kembali atau refinancing sangat besar. Total lebih dari US$ 19 triliun pinjaman dan obligasi sindikasi akan jatuh tempo pada tahun 2020. Tidak mungkin semua ini akan dibiayai kembali atau dilunasi.
Masalah lain yang muncul dalam laporan ini adalah kebutuhan pembiayaan untuk tindakan perubahan iklim yang mendesak.
Kebutuhan dana untuk pembangunan berkelanjutan mencapai US$ 42 triliun untuk investasi infrastruktur hingga 2030. "Tetapi negara-negara dengan kapasitas pinjaman terbatas dapat menghadapi tantangan berat dalam memenuhi kebutuhan keuangan pembangunan," tulis IIF.
Baca Juga: Ekonomi Diproyeksi Masih Lesu, 30,9% dari Belanja Negara di Tahun Ini Dibiayai Utang