Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tesla Inc. kembali menjadi sorotan setelah dewan direksi menyetujui paket kompensasi baru untuk CEO Elon Musk yang nilainya bisa mencapai US$1 triliun.
Namun, pencapaian tersebut hanya bisa diraih jika Musk mampu membawa valuasi Tesla naik dari sekitar US$1 triliun saat ini menjadi US$8,5 triliun dalam 10 tahun ke depan.
Untuk memberi gambaran skala tantangan tersebut, valuasi US$8,5 triliun akan melampaui gabungan nilai pasar Nvidia (NVDA.O) dan Microsoft (MSFT.O), dua perusahaan publik paling berharga di dunia saat ini.
Baca Juga: Pangsa Pasar Tesla di AS Anjlok ke Level Terendah dalam 8 Tahun Terakhir
Skenario Pertumbuhan: Robot dan Robotaxi
Dewan Tesla menyusun paket gaji Musk berdasarkan 12 tonggak pencapaian yang berfokus pada produk, profitabilitas, dan kapitalisasi pasar. Dua pilar utamanya adalah:
-
Robot Humanoid Optimus – Musk menilai produk ini bisa menyumbang hingga 80% nilai Tesla di masa depan. Untuk mencapai target laba EBITDA US$400 miliar seperti yang tercantum dalam paket gajinya, Tesla harus menjual sekitar 100 juta unit robot per tahun dengan harga sekitar US$25.000 per unit.
-
Jaringan Robotaxi – Tesla menargetkan membangun layanan taksi otonom dengan skala lebih besar dari Uber. Bahkan, perkiraan analis menyebut robotaxi dan perangkat lunak self-driving bisa menyumbang US$1 triliun kapitalisasi pasar masing-masing.
ARK Invest, salah satu pendukung terbesar Tesla, memproyeksikan valuasi perusahaan dapat mencapai US$7 triliun hingga US$10,9 triliun pada 2029, terutama berkat pendapatan robotaxi yang diperkirakan US$603 miliar hingga US$951 miliar per tahun.
Baca Juga: Tesla Usulkan Pemberian Kompensasi US$ 1 Triliun untuk Elon Musk
Sebagai perbandingan, Uber diperkirakan hanya membukukan pendapatan US$52 miliar pada 2025.
Tantangan dan Realitas Pasar
Meskipun proyeksi terlihat fantastis, jalan Tesla masih penuh tantangan. Tahun ini, EBITDA Tesla diperkirakan hanya US$13 miliar, jauh dari target US$400 miliar. Penjualan mobil juga mengalami penurunan sejak tahun lalu.
Selain itu, valuasi Tesla banyak ditopang oleh persepsi pasar. Saat ini saham Tesla diperdagangkan pada 75 kali EBITDA, angka yang jauh lebih tinggi dibanding perusahaan otomotif tradisional.
Baca Juga: Penjualan Tesla di India Masih Jauh dari Target
Jika rasio valuasi ini bertahan, Tesla hanya perlu mencapai EBITDA US$113 miliar untuk menggapai valuasi US$8,5 triliun. Namun, target resmi perusahaan jauh lebih ambisius.
Pandangan Investor dan Analis
Beberapa analis, seperti Morgan Stanley, menilai target laba US$400 miliar terlalu agresif dibanding proyeksi realistis di sektor otomotif, energi, dan robotaxi. Mereka menilai pencapaian tersebut hanya mungkin jika robot humanoid Optimus benar-benar menjadi pasar masif.
Sementara itu, sebagian investor justru menyambut positif fokus pada produk baru. Will Rhind, CEO GraniteShares, menyebut bahwa mengaitkan kompensasi Musk dengan inovasi besar bisa menjadi strategi untuk membalikkan tren penjualan yang menurun.