Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China telah menyoroti teknologi yang aman dan terkendali dalam infrastruktur informasi penting negara tersebut dalam rancangan peraturan keamanan siber yang baru. Hal ini memicu spekulasi bahwa aturan itu dapat digunakan sebagai alat pembalasan untuk memblokir perusahaan teknologi AS dengan alasan keamanan nasional.
Dalam draft dokumen Cybersecurity Review Measures yang diterbitkan pada hari Jumat oleh otoritas cyberspace China, operator infrastruktur informasi negara tersebut, termasuk operator jaringan telekomunikasi utama dan penyedia layanan keuangan, akan diminta untuk mengevaluasi risiko keamanan nasional ketika membeli produk dan layanan asing.
Namun draf tersebut tidak memberikan daftar terperinci tentang apa yang dapat dianggap sebagai risiko keamanan, selain untuk memberikan beberapa contoh seperti kebocoran, kehilangan, dan transfer data kunci lintas batas dan ancaman keamanan rantai pasokan.
"China dapat menggunakan rancangan peraturan tersebut untuk memblokir pembelian teknologi AS berdasarkan keamanan nasional," kata Samm Sacks, analis kebijakan keamanan dunia maya dari New America.
"Hal ini tampaknya adalah langkah baru dan lebih luas dalam tatanan eksekutif yang diambil untuk menanggapi kekuatan pemerintah AS," tambahnya.
Sebelumnya perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump telah membatasi pembelian teknologi Amerika oleh 'musuh asing' yang dianggap sebagai risiko keamanan nasional. Pekan lalu, pemerintahan Trump memberikan beberapa pukulan kepada Huawei Technologies yang merupakan salah satu juara di industri teknologi China.
Kekhawatiran soal keamanan nasional telah lama digunakan sebagai pembenaran untuk peningkatan pengawasan Washington terhadap Huawei. Anggota parlemen Amerika telah mempertanyakan hubungan Huawei dengan Partai Komunis China, meskipun perusahaan telah membantah pernyataan bahwa peralatannya dapat digunakan untuk spionase.
Dengan kemungkinan tindakan pembalasan China terhadap perusahaan-perusahaan AS dengan rancangan peraturan tersebut, para pengamat mengatakan dunia kini menuju ke jalur dua ekosistem berbasis teknologi yang berbeda di mana China akan menyerang perusahaan AS dan begitupun sebaliknya.
"Ketidakjelasan soal regulasi berarti bahwa pejabat memiliki cukup banyak fleksibilitas dalam bagaimana mereka ingin menerapkan aturan tersebut. Yang berarti aturan ini dapat diterapkan pada perusahaan-perusahaan AS dengan cara yang mewujudkan langkah-langkah kualitatif sebagai bagian dari respons perang perdagangan China," kata Nick Marro , analis The Economist Intelligence Unit.