Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Sumber Bloomberg mengatakan, sejauh ini regulator belum meminta bank-bank besar China untuk menyesuaikan dividen mereka saat ini. Namun, survei terbaru yang dilakukan regulator menyebutkan penurunan deviden yang dilakukan satu bank besar merupakan salah satu cara membantu meningkatkan kekuatan keuangannya.
Sebelumnya, bank-bank terbesar di Cina telah mengurangi dividen. Pada 2015, mereka memangkas rasio dividen jadi 30% dari 33% karena terpukul akibat kenaikan kredit macet dan pertumbuhan laba yang mandek ketika ekonomi Tiongkok melambat. ICBC dan China Construction Bank Corp melaporkan pertumbuhan laba di bawah 1% pada tahun 2015.
Baca Juga: Efek corona, harga mobil di lelang turun tapi tak ada pembeli
Situasinya saat ini bahkan akan lebih mengerikan. UBS Group Inc meramalkan bahwa industri perbankan China dapat mengalami penurunan laba sebesar 39% tahun ini meskipun ada dukungan pemerintah dalam menekan kredit macet. Itu sesuatu hal yang belum pernah terjadi.
Menurut Analis di S&P Global Inc, dengan dukungan pemerintah itupun laba mereka bisa jatuh hingga 70%. Krisis kesehatan yang berkepanjangan diprediksi dapat menambah 5,6 triliun yuan kredit macet di China.
Tahun lalu, stress test yang dilakukan otoritas perbankan China menunjukkan bahwa 17 dari 30 bank terbesarnya gagal mempertahankan modal pada tingkat yang memadai saat pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 4,15%. Sementara menurut Survei Bloomberg, ekonomi China bisa tumbuh kurang dari 2% tahun ini.
Baca Juga: Usai Corona, Cina Diprediksi Tetap Jadi Pemasok Utama Global