Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Menurutnya, bila hal semacam ini tidak diperhitungkan, bukan tidak mungkin investor akan menderita kerugian. Adapun, berkaca sedikit di tahun lalu saat pasar obligasi abadi di China mulai tahun lalu, penerbitan didominasi oleh perusahaan plat merah, yakni Bank of China Ltd yang menerbitkan obligasi pertamanya pada Januari 2019 setelah regulator menjanjikan dukungan untuk pasar untuk mendorong kredit.
Hal ini pun diikuti oleh sekitar 16 bank di tahun lalu dengan hasil penggalangan dana ditaksir mencapai 569,6 miliar yuan. Penerbitan surat utang ini memungkinkan bank untuk kembali memperkuat modal, yang saat ini sedang dalam bahaya di tengah meningkatnya kredit macet.
Baca Juga: Kasus baru corona naik lagi, perbankan di Hong Kong tutup cabang lagi
Bank-bank kecil menurut analis oleh UBS Group AG sedikitnya sedang kekurangan modal sebesar US$ 349 miliar, sementara regulator keuangan di China memproyeksikan kebutuhannya hanya sekitar US$ 50 miliar.
Bank dengan skala yang lebih kecil juga tak sabar untuk mencicipi opsi ini. Xianmen Bank Co misalnnya pada hari Kamis pekan lalu telah mendapatkan lampu hijau dari Komisi Regulasi Sekuritas China untuk melakukan penawaran umum perdana, yang akan menjadikannya bank pertama yang menjual saham baru di China tahun ini.
Walau berisiko, tren ini bisa berbuah positif lantaran memicu meningkatnya kepercayaan pasar. Hal ini juga didukung oleh keberhasilan China dalam mengendalikan wabah pandemi Covid-19. Akibatnya, produk domestik bruto (PDB) China sudah meningkat 3,2% pada tiga bulan terakhir di posisi Juni 2020.
Baca Juga: Terkait Myanmar, China: Agen AS di luar negeri menunjukkan wajah egois dan munafik
Hal ini merupakan angin segar setelah China mengalami penurunan PDB sekitar 6,8% pada kuartal I 2020.