Sumber: Yahoo Finance | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank of America (BAC) mendorong nasabah di lini bisnis manajemen kekayaannya untuk mulai mempertimbangkan eksposur aset kripto dalam portofolio investasi.
Dalam panduan terbaru, bank raksasa asal AS tersebut merekomendasikan alokasi 1%–4% ke aset digital, yang berlaku bagi nasabah platform Merrill, Bank of America Private Bank, dan Merrill Edge. Mulai Januari mendatang, tim strategi investasi bank ini juga akan mulai meliput empat ETF Bitcoin yang tersedia di pasar AS.
“Bagi investor yang memiliki minat kuat terhadap inovasi tematik dan kenyamanan menghadapi volatilitas tinggi, alokasi kecil 1% hingga 4% pada aset digital dapat menjadi pilihan,” ujar Chris Hyzy, Chief Investment Officer Bank of America Private Bank.
Ia menekankan bahwa panduan tersebut menitikberatkan pada instrumen teregulasi, alokasi yang terukur, serta pemahaman jelas atas risiko dan peluang.
Baca Juga: Pemerintah Jepang Setujui Pajak Kripto 20%, Setara dengan Pajak Saham
4 ETF Bitcoin Akan Masuk dalam Liputan Resmi
Mulai 5 Januari, empat ETF Bitcoin yang akan masuk dalam cakupan CIO Bank of America meliputi:
-
Bitwise Bitcoin ETF (BITB)
-
Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC)
-
Grayscale Bitcoin Mini Trust (BTC)
-
BlackRock iShares Bitcoin Trust (IBIT)
Menurut Hyzy, tingkat alokasi akan berbeda tergantung profil risiko investor:
“Batas bawah cocok untuk investor konservatif, sedangkan batas atas untuk mereka dengan toleransi risiko lebih tinggi.”
Sebelum pembaruan ini, produk kripto hanya dapat diakses atas permintaan, sehingga penasihat investasi bank tidak dapat merekomendasikannya secara proaktif, dan investor ritel perlu mencari akses di luar jaringan Bank of America.
“Pembaruan ini mencerminkan meningkatnya permintaan klien terhadap akses aset digital,” kata Nancy Fahmy, Kepala Divisi Solusi Investasi Bank of America.
Tren Baru: Wall Street Mendorong Adopsi Kripto
Rekomendasi Bank of America hadir di tengah gelombang adopsi kripto oleh bank besar dan manajer aset global.
Baca Juga: Pembayaran Kripto Hadir di PlayStation, Sony Akan Meluncurkan Stablecoin pada 2026
Pada awal Oktober, Morgan Stanley menyarankan alokasi 2%–4% untuk aset kripto, menyebutnya sebagai kelas aset spekulatif namun semakin populer.
Awal 2025, BlackRock merekomendasikan alokasi 1%–2% untuk Bitcoin. Sementara itu, Fidelity Investments pada Maret 2024 mendorong alokasi 2%–5%, dan hingga 7,5% bagi investor berusia di bawah 30 tahun.
Selain itu, beberapa institusi lain mulai membuka akses investasi kripto:
-
Vanguard akan mulai membuka akses ETF dan reksa dana kripto.
-
Morgan Stanley, Charles Schwab, Fidelity, dan JPMorgan sudah memperbolehkan pembelian ETF kripto.
-
SoFi mulai menyediakan perdagangan kripto langsung untuk nasabah ritel.
Beberapa bank masih menunggu regulasi kripto federal sebelum menyediakan layanan perdagangan, kustodian, dan derivatif.
Regulasi Bergeser di Era Trump
Menurut laporan Bloomberg, pemerintahan Donald Trump telah melakukan pembalikan besar pada kebijakan kripto AS tahun ini, termasuk menghapus pembatasan yang diberlakukan regulator era Biden.
Baca Juga: Kripto Runtuh, Emas dan Perak Justru 'Pesta Pora' Cetak Rekor Baru
Kebijakan baru ini dinilai memberikan kepastian regulasi serta mendorong keterlibatan lembaga keuangan dalam ekosistem kripto.
Langkah tersebut mendorong perbankan Wall Street bersikap lebih agresif di sektor ini.
Pasar Kripto Melemah, Bitcoin Turun Sepertiga dari Rekor Tertinggi
Meskipun sentimen institusi membaik, pasar kripto masih mengalami tekanan.
Setelah menyentuh rekor tertinggi di atas US$126.000 pada awal Oktober, harga Bitcoin telah turun sekitar sepertiga, menjadi sekitar US$85.000 pada awal pekan ini.
Secara year-to-date, Bitcoin turun sekitar 10%, berbanding terbalik dengan indeks S&P 500 yang naik lebih dari 15% tahun ini.













