Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SYDNEY. Bank sentral Australia kembali mempertahankan suku bunga acuannya untuk enam bulan berturut-turut. Langkah ini diambil Reserve Bank of Australia dengan pertimbangan ekonomi Negeri Kanguru itu tengah berupaya menyeimbangkan kembali ekonomi mereka dari sektor pertambangan serta didukung oleh pelemahan mata uang aussie.
Dalam keterangan resminya pada hari ini, Gubernur RBA Glenn Stevens dan jajarannya menahan suku bunga di rekor terendah di level 2%. Hal ini sudah diprediksi sebelumnya oleh 17 dari 29 ekonom yang disurvei Bloomberg. Sementara, 12 analis lain memprediksi pemangkasan sebesar 0,25 basis poin.
Catatan saja, dalam tiga tahun terakhir, dollar Australia sudah keok hingga 30%. Hal ini mengerek tingkat persaingan industri lokal.
"Perekonomian Australia menunjukkan tanda-tanda membaik. Mata uang aussie mendukung. Sepertinya, the Fed juga akan membantu dengan menaikkan suku bunga AS pada Desember. Selain itu, Perdana Menteri Malcolm Turnbull juga berkomitmen untuk menggenjot anggaran infrastruktur," jelas Michael Blythe, chief economist Commonwealth Bank of Australia.
Bank sentral Australia akan merilis outlook pertumbuhan ekonomi dan inflasi dalam Pernyataan Kebijakaan Moneter pada Jumat (6/11) mendatang.