CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bank sentral China suntikkan pinjaman US$ 58 miliar, suku bunga tetap dipertahankan


Rabu, 15 Januari 2020 / 10:49 WIB
Bank sentral China suntikkan pinjaman US$ 58 miliar, suku bunga tetap dipertahankan
ILUSTRASI. People's Bank of China.


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Bank sentral China menggelontorkan pinjaman jangka pendek dan menengah baru pada Rabu (15/1) tetapi menjaga biaya kredit tidak berubah, karena berusaha untuk mempertahankan likuiditas yang memadai di tengah perlambatan ekonomi dan meredakan potensi krisis menjelang Imlek.

Mengutip Reuters, Rabu (15/1) People's Bank of China dalam situs resminya menyatakan bahwa suku bunga pinjaman medium term lending facility (MLF) satu tahun tetap sebesar 3,25%, tidak berubah dari operasi sebelumnya. PBOC menyuntikkan CNY 300 miliar (US$ 43,51 miliar melalui alat likuiditas.

Secara terpisah, PBOC juga memperpanjang repo 14 hari sebesar CNY 100 miliar dengan suku bunga tidak berubah sebesar 2,65%.

Baca Juga: China melonggarkan aturan bagi pemberi pinjaman asing

Tak ada pinjaman MLF yang jatuh tempo atau reverse repo pada Rabu.

Dalam sebuah pernyataan, bank sentral mengatakan suntikan itu dimaksudkan untuk mengimbangi dampak dari faktor-faktor termasuk pembayaran pajak dan permintaan uang tunai dan memastikan bahwa likuiditas sistem perbankan cukup memadai sebelum liburan tahun baru Imlek selama sepekan mulai Jumat depan.

Meningkatnya permintaan uang tunai dari perusahaan dan rumah tangga untuk liburan tahun baru Imlek, banjir penerbitan obligasi khusus oleh pemerintah daerah dan pembayaran pajak triwulanan perusahaan telah menguras dana dari sistem perbankan. Beberapa analis memperkirakan kesenjangan likuiditas bisa mencapai CNY 2,8 triliun.

Saat ini MLF bertindak sebagai panduan untuk patokan pinjaman baru  loan prime rate (LPR) PBOC, dengan penetapan bulanan yang akan jatuh tempo pada Senin depan.

"Sementara tingkat MLF dapat berfungsi sebagai pedoman untuk LPR, penyesuaian dalam LPR secara teori dimungkinkan dengan atau tanpa penurunan tingkat MLF," kata Frances Cheung, Kepala Strategi Makro untuk Asia di Westpac Singapura seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: China akan mempertahankan target inflasi sekitar 3% pada tahun 2020

LPR adalah tingkat referensi pinjaman yang ditetapkan setiap bulan oleh 18 bank. PBOC mengubah mekanisme penetapan LPR Agustus lalu. Sejak itu, LPR satu tahun telah diturunkan dengan total 10 basis poin (bps) dalam upaya menurunkan biaya pinjaman perusahaan dan mendukung perekonomian yang sebagian dirugikan oleh perang dagang AS-China.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×