kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank sentral dunia trader yang buruk untuk emas


Senin, 07 Oktober 2013 / 08:13 WIB
Bank sentral dunia trader yang buruk untuk emas
ILUSTRASI. One Piece


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

WASHINGTON. Pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke saat ini mengaku bingung dengan pergerakan harga emas. Menurutnya, jika saja dia dan rekan-rekan satu timnya memperhatikan dengan seksama pergerakan emas, mereka kemungkinan akan menghentikan penambahan cadangan emas yang saat ini nilainya sudah terpangkas US$ 545 miliar sejak mendaki tinggi pada 2011 lalu.

Sebenarnya, Bernanke sudah mengungkapkan keheranannya mengenai harga emas pada Juli lalu di hadapan Komite Perbankan Senat. Pada waktu itu, dia bilang, "Tidak ada satu pun yang mengerti pergerakan harga emas dan saya tidak berpura-pura untuk mengerti pula akan hal itu."

Menurut estimasi World Gold Council yang berbasis di London, bank sentral dunia akan menambah cadangan emas mereka sekitar 350 ton dengan nilai setara US$ 15 miliar tahun ini. Pada 2012 lalu, pembelian emas bank sentral mencapai 535 ton, terbesar sejak 1964.

Data yang sama menunjukkan, bank sentral Rusia merupakan pembeli emas terbesar dengan mencatatkan kenaikan cadangan emas sebesar 20% sejak harga si kuning mentereng mencapai rekor tertinggi di level US$ 1.921,15 per troy ounce pada September 2011. Sejak saat itu, harga emas sudah anjlok 31%.

Pada saat bank sentral membeli emas, sebaliknya, investor malah kehilangan kepercayaan terhadap logam tersebut sebagai nilai investasi. Menurut John Paulson, hedge fund manager, penurunan nilai emas pada exchange-traded products mencapai 43% atau setara dengan US$ 60,4 miliar tahun ini.

Penurunan harga emas juga mendorong miliarder investor George Soros untuk menjual emas berbasis ETP miliknya tahun ini. Selain itu, para perusahaan tambang mencatatkan penurunan nilai aset mereka setidaknya US$ 26 miliar tahun ini.

Penurunan terburuk

Harga emas, yang memasuki pasar bearish pada April, sudah turun 21% menjadi US$ 1.316,28 per troy ounce di London tahun ini per 4 Oktober. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 1981 silam. Sebelumnya, harga emas sudah naik enam kali lipat setelah reli selama 12 tahun berturut-turut hingga 2012. Kenaikan harga emas bahkan mengalahkan kenaikan indeks MSCI All Country World Index yang hanya mencatat kenaikan 17% pada periode yang sama.  

Para penentu kebijakan, dalam hal ini bank sentral, sering salah dalam mengambil keputusan investasi emas yakni dengan membeli di harga tinggi dan menjual di harga rendah. Terbukti, bank sentral memangkas cadangan emas saat harganya menyentuh level terendah dalam 20 tahun terakhir pada 1999. Padahal, harga emas naik berkali-kali lipa pada sembilan tahun berikutnya. Belakangan, pada saat harga emas menyentuh level tertingginya pada 2011, bank sentral dunia menjadi salah satu pembeli terbesar emas.

"Bank sentral memiliki kebiasaan membeli saat Anda seharusnya menjual, serta menjual disaat Anda seharusnya membeli," jelas Michael Strauss, chief investment strategist and chief economist Commonfund Group di Wilton, Connecticut. Dia menambahkan, pasar emas akan menjadi sangat sulit dan terkadang harga emas dipengaruhi oleh emosi ketimbang faktor fundamental. "Bank sentral itu contoh trader yang buruk untuk emas," tambahnya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×