kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.470.000   6.000   0,24%
  • USD/IDR 16.705   1,00   0,01%
  • IDX 8.677   -9,12   -0,11%
  • KOMPAS100 1.190   -4,09   -0,34%
  • LQ45 853   -1,76   -0,21%
  • ISSI 310   0,09   0,03%
  • IDX30 438   -0,40   -0,09%
  • IDXHIDIV20 507   1,46   0,29%
  • IDX80 133   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 138   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 139   0,30   0,22%

Bank Sentral Thailand Pangkas Suku Bunga 25 Bps Jadi 1,25%


Rabu, 17 Desember 2025 / 15:43 WIB
Bank Sentral Thailand Pangkas Suku Bunga 25 Bps Jadi 1,25%
ILUSTRASI. Mata uang baht Thailand (REUTERS/Thomas White)


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Bank sentral Thailand memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (17/12/2025), sesuai ekspektasi pasar, sebagai upaya menopang perekonomian yang melambat di tengah berbagai tantangan, mulai dari ketidakpastian politik, penguatan baht, hingga dampak tarif Amerika Serikat (AS).

Komite Kebijakan Moneter Bank of Thailand (BOT) secara bulat memutuskan menurunkan suku bunga repurchase satu hari menjadi 1,25% dalam rapat terakhir tahun ini.

“Komite menilai bahwa, seiring perlambatan ekonomi yang mulai terlihat dan meningkatnya berbagai risiko, kebijakan moneter dapat dibuat lebih akomodatif,” demikian pernyataan resmi BOT.

Baca Juga: Resmi! FIFA Batalkan 3 Kemenangan Timnas Malaysia Imbas Skandal Naturalisasi

Meski demikian, bank sentral juga mengakui ruang pelonggaran kebijakan semakin terbatas.

BOT memperkirakan ekonomi Thailand tumbuh 2,2% pada 2025. Namun, proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2026 dipangkas menjadi 1,5% dari sebelumnya 1,6%. Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi Thailand pada tahun lalu tercatat 2,5%.

Pemangkasan suku bunga kali ini merupakan yang kelima sejak Oktober 2024, dengan total penurunan mencapai 125 bps.

Keputusan tersebut sejalan dengan hasil jajak pendapat Reuters, di mana 26 dari 27 ekonom memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga.

Senior Asia Economist Capital Economics, Gareth Leather, memperkirakan masih ada ruang bagi dua kali pemangkasan suku bunga tambahan hingga akhir tahun depan.

Baca Juga: Short Squeeze Angkat Harga Perak ke Rekor Tertinggi, Target US$70 Mencuat

“Prospek jangka pendek masih terlihat lemah, dengan konsumsi swasta yang lesu serta belanja pemerintah yang rendah diperkirakan akan menekan pertumbuhan hingga tahun depan,” ujar Leather dalam laporannya.

Thailand, sebagai ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara, mencatat pertumbuhan hanya 1,2% secara tahunan pada kuartal III-2025, menjadi laju pertumbuhan paling lambat dalam empat tahun terakhir.

Sejak pandemi, ekonomi Thailand tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan.

Tahun ini, tekanan semakin besar akibat berbagai faktor, termasuk tarif Amerika Serikat, tingginya utang rumah tangga, konflik perbatasan dengan Kamboja, penguatan nilai tukar baht, serta ketidakpastian politik menjelang pemilu nasional pada awal Februari.

Baca Juga: Data Pelanggan Premium Pornhub Bocor, Peretas ShinyHunters Tuntut Tebusan Bitcoin

Nilai tukar baht telah menguat sekitar 9% terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Pemerintah menilai penguatan baht menekan daya saing ekspor dan sektor pariwisata.

BOT pun menegaskan kembali komitmennya untuk mengendalikan pergerakan nilai tukar.

“Komite sepakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap pergerakan baht dan mempertimbangkan langkah-langkah pengelolaan transaksi valuta asing yang memberikan tekanan signifikan terhadap baht,” kata BOT.

Dari sisi inflasi, bank sentral memangkas proyeksi inflasi tahun ini menjadi minus 0,1% dari sebelumnya stagnan. Sementara untuk 2026, proyeksi inflasi diturunkan menjadi 0,3% dari 0,5%.

Baca Juga: China Vanke Ajukan Masa Tenggang 30 Hari untuk Obligasi Jatuh Tempo 15 Desember

BOT menyebut rendahnya inflasi dipengaruhi oleh penurunan harga energi global serta subsidi pemerintah, namun risiko deflasi dinilai masih rendah.

Rapat kebijakan suku bunga BOT berikutnya dijadwalkan pada 25 Februari, setelah pemilu nasional.

Dari ekonom yang memberikan proyeksi jangka panjang, 13 dari 23 memperkirakan suku bunga acuan akan turun lagi menjadi 1,00% pada kuartal I-2026, sementara sisanya memperkirakan suku bunga bertahan di level 1,25%.

Selanjutnya: Prudential Indonesia Bukukan Premi Rp 15,2 Triliun hingga Kuartal III-2025

Menarik Dibaca: 9 Buah yang Bisa Menurunkan Kadar Kolesterol yang Tinggi secara Alami




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×