Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Gubernur bank sentral Thailand pada Sabtu (22/11) mengatakan pelemahan baht akan menguntungkan perekonomian, dan menegaskan masih ada ruang untuk memangkas suku bunga jika diperlukan guna mendukung pertumbuhan.
Baht tercatat menguat sekitar 5,9% terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, menjadi mata uang berkinerja terbaik kedua di Asia. Namun, penguatan tersebut menekan ekspor serta sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Thailand.
“Bank sentral ingin melihat baht melemah ke tingkat yang sesuai dan mencerminkan kondisi ekonomi yang sesungguhnya,” kata Vitai Ratanakorn Gubernur bank sentral Thailand kepada wartawan, tanpa menyebutkan level target tertentu. Vitai memperkirakan, baht masih bisa melemah lebih jauh. Dia menjelaskan penguatan baht disebabkan oleh pelemahan dolar AS dan surplus transaksi berjalan Thailand.
Vitai menambahkan bahwa bank sentral hanya dapat mengurangi volatilitas, tetapi tidak dapat membalikkan arah tren nilai tukar. Vitai juga menegaskan bahwa ada ruang untuk penurunan suku bunga lanjutan. “Kami sedang meninjau data. Masih ada ruang untuk pemangkasan berikutnya,” katanya.
Bulan lalu, bank sentral mempertahankan suku bunga acuannya di 1,5%, setelah memangkasnya sebanyak empat kali sepanjang tahun ini.
Rapat kebijakan berikutnya dijadwalkan pada 17 Desember, dan beberapa ekonom memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga lanjutan.
Sebagai ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara, Thailand menghadapi berbagai tekanan, mulai dari tarif AS, tingginya utang rumah tangga, hingga menguatnya baht. Di kuartal ketiga, perekonomian hanya tumbuh 1,2% secara tahunan laju paling lemah dalam empat tahun.
Bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi Thailand mencapai 2,2% tahun ini dan 1,6% tahun depan, lebih rendah dibandingkan 2,5% pada 2024.













