kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Baht Terlalu Perkasa, Eksportir Beras Thailand Berteriak


Jumat, 12 September 2025 / 06:00 WIB
Baht Terlalu Perkasa, Eksportir Beras Thailand Berteriak
ILUSTRASI. Asosiasi Eksportir Beras Thailand mendesak pemerintah dan Bank Sentral Thailand (Bank of Thailand) untuk segera mengambil langkah-langkah praktis guna menstabilkan baht. REUTERS/Athit Perawongmetha


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Asosiasi Eksportir Beras Thailand mendesak pemerintah dan Bank Sentral Thailand (Bank of Thailand) untuk segera mengambil langkah-langkah praktis guna menstabilkan baht. Langkah ini penting untuk melindungi daya saing beras Thailand dan pendapatan petani.

Mengutip Bangkok Post, Charoen Laothammatas, presiden asosiasi eksportir beras, mengatakan bahwa pemerintah dan bank sentral harus segera mengambil tindakan untuk mencegah baht menguat secara berlebihan. 

Menurutnya, mata uang tersebut harus disesuaikan ke tingkat yang lebih kompetitif sambil memastikan stabilitas dan meminimalkan volatilitas.

"Tanpa langkah-langkah yang cepat, baht yang kuat dan berfluktuasi akan merugikan daya saing global beras Thailand dan pendapatan petani," kata Charoen.

Tahun ini, baht telah menguat lebih dari 7% terhadap dolar AS. Sementara mata uang negara-negara pengekspor beras utama lainnya seperti India, Vietnam, dan Pakistan telah terdepresiasi. 

Hal ini menyebabkan perbedaan nilai tukar yang signifikan, lebih dari 10 poin persentase, antara Thailand dan para pesaingnya di pasar.

Baca Juga: Thailand Justru Tak Senang Saat Baht Menguat, Ini Alasannya

Charoen mengatakan jika eksportir dari Thailand, India, Vietnam, dan Pakistan menjual beras putih 5% dengan harga yang sama, yaitu US$ 350 per ton, pendapatan dalam mata uang lokal akan sangat bervariasi.

Pesaing akan mendapatkan keuntungan antara 1.000-1.250 baht lebih banyak per ton daripada pedagang Thailand.

Kesenjangan ini berarti petani Thailand menerima lebih sedikit daripada rekan-rekan mereka di luar negeri, bukan karena beras Thailand lebih murah, melainkan karena nilai tukar yang tidak menguntungkan.

Karena pesanan ekspor menurun seiring dengan harga beras yang lebih tinggi, beliau mengatakan dampaknya langsung terasa bagi petani, terutama menjelang musim panen raya.

Jika permintaan luar negeri terus menurun, hal itu dapat menyebabkan penurunan harga beras domestik yang substansial.

Baca Juga: Baht Pimpin Penguatan Mata Uang Regional, Bank Sentral Thailand Gelar Intervensi




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×