Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Ekspor beras Thailand mengalami penurunan sebesar 30% dibandingkan tahun sebelumnya pada kuartal pertama tahun ini dengan total ekspor hanya mencapai 2,1 juta ton.
"Penurunan tersebut disebabkan oleh penundaan keputusan pembelian oleh beberapa negara serta kembalinya India dalam pasar ekspor beras," menurut Chookiat Ophaswongse, Presiden Kehormatan Asosiasi Pengusaha Ekspor Beras Thailand dikutip Reuters.
Chookiat memperkirakan, ekspor beras Thailand sepanjang tahun ini bisa lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang diperkirakan mencapai 7,5 juta ton. Meski demikian, ia mencatat, peningkatan pesanan dari Amerika Serikat setelah penundaan selama 90 hari terkait penerapan tarif baru yang tinggi.
Baca Juga: Agoda Catat Thailand dan Jepang Jadi Pilihan Populer Favorit Libur Lebaran
"Ekspor pada kuartal kedua akan tetap serupa dengan tiga bulan pertama tahun ini," lanjut Chookiat.
Chookiat menambahkan, Thailand bisa kehilangan posisi sebagai eksportir beras terbesar kedua jika tarif impor AS melebihi 10%. Pada tahun lalu, Thailand mengirimkan 9,94 juta ton beras dengan nilai mencapai 225,65 miliar baht, dengan AS menjadi pasar ketiga terbesar Thailand dalam volume ekspor.
Thailand yang merupakan eksportir beras terbesar kedua di dunia, tengah menghadapi tantangan dengan adanya tarif impor yang tinggi dari pemerintah Amerika Serikat, yang mencapai 36%. Tarif ini termasuk salah satu yang tertinggi yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sebagai respons, sebuah delegasi yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Thailand, Pichai Chunhavajira, dijadwalkan akan bertemu dengan pejabat AS di Washington minggu ini untuk membahas kemungkinan pengurangan tarif.