Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Fast Retailing, perusahaan induk merek pakaian Uniqlo, menyebut tarif impor Amerika Serikat yang lebih tinggi akan berdampak signifikan pada operasional mereka di AS mulai akhir tahun ini. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan ini berencana menaikkan harga produk.
Kekhawatiran terhadap inflasi yang kembali meningkat dan perlambatan ekonomi akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang tidak konsisten telah memengaruhi minat belanja di AS dan pasar konsumen besar lainnya.
Awal pekan ini, Trump menetapkan tenggat baru pada 1 Agustus untuk penerapan tarif resiprokal, yang akan memengaruhi hampir semua mitra dagang AS. "Tidak bisa dihindari bahwa kami akan terdampak signifikan mulai musim gugur dan musim dingin," kata Takeshi Okazaki, Direktur Keuangan Fast Retailing, dalam konferensi pers laporan keuangan kuartalan, dikutip Reuters.
Baca Juga: Ini Jajaran Miliarder Jepang Tahun 2025, Pemilik Uniqlo Masih Jadi Nomor Satu
Dia menyebut sulit untuk menyerap semua biaya tambahan. "Pendekatan kami adalah menaikkan harga di mana memungkinkan, dan tidak menaikkannya di mana tidak memungkinkan, sambil tetap fokus pada membangun bisnis berkelanjutan yang dapat terus menghasilkan keuntungan," jelas dia.
Sebagian besar produk Uniqlo yang dijual di AS diproduksi di Asia Tenggara dan Asia Selatan.
Dalam suratnya pada Rabu, Trump memberi tahu bahwa Sri Lanka salah satu eksportir pakaian utama ke AS akan dikenakan tarif 30% mulai 1 Agustus. Sementara itu, Vietnam akan menghadapi tarif yang lebih rendah yaitu 20%, namun pengiriman dari negara ketiga melalui Vietnam akan dikenakan tarif 40%, menurut pernyataan Trump minggu lalu.
Untuk tahun fiskal berjalan yang berakhir pada Agustus, Fast Retailing mempertahankan proyeksi laba operasional sebesar ¥ 545 miliar, karena dampak tarif diperkirakan masih terbatas berkat pengiriman produk lebih awal ke pasar AS.
"Dampak pada tahun fiskal 2025 kemungkinan akan terbatas, terlepas dari besarnya tarif," kata perusahaan dalam pernyataan keuangannya. Ia menambahkan mereka telah mengirim sejumlah besar produk ke AS lebih awal.
Fast Retailing melaporkan laba operasional dalam tiga bulan hingga 31 Mei naik 1,4% menjadi ¥ 146,7 miliar, di bawah perkiraan konsensus sebesar ¥ 153,8 miliar menurut jajak pendapat LSEG terhadap lima analis.
Dari satu toko di Hiroshima, Jepang bagian barat, 40 tahun lalu, Uniqlo kini telah berkembang menjadi lebih dari 2.500 gerai di seluruh dunia, menjual pakaian murah seperti fleece dan kemeja katun yang sebagian besar diproduksi di China dan negara manufaktur Asia lainnya.
Baca Juga: Uniqlo Hadirkan Inspirasi Gaya Pakaian Olahraga Nyaman dan Modis
Namun, model bisnis tersebut kini terganggu oleh kebijakan tarif Trump, sementara penurunan penjualan di China akibat lemahnya permintaan konsumen di ekonomi terbesar kedua dunia turut menekan keuntungan perusahaan.
Perusahaan ini memperkirakan penjualan dan laba kuartal keempat di China akan menurun akibat lemahnya permintaan umum terhadap produk pakaian.
Fast Retailing kini mulai mengalihkan fokus pertumbuhannya ke Amerika Utara dan Eropa, setelah pasar China yang merupakan pasar luar negeri terbesar mereka dengan lebih dari 900 toko Uniqlo mengalami perlambatan ekonomi.