Sumber: FT | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Barack Obama menyatakan bahwa dukungan pria kulit hitam terhadap Donald Trump “tidak dapat diterima,” mengisyaratkan bahwa mereka mungkin merasa tidak nyaman dengan kandidat perempuan.
Mantan presiden dari Partai Demokrat tersebut menyampaikan pandangannya saat berkampanye untuk Kamala Harris dalam sebuah acara mendadak di negara bagian kunci Pennsylvania.
Obama mengungkapkan bahwa dia tidak merasakan “energi dan partisipasi” yang sama dari komunitas kulit hitam seperti yang dia alami saat dirinya mencalonkan diri. Menurutnya, masalah ini lebih mencolok di kalangan “saudara-saudara kita.” Dukungan bagi Trump, yang menurut Obama telah merendahkan perempuan, dianggap “tidak dapat diterima.”
Dia juga menekankan bahwa ada banyak alasan yang dikemukakan oleh para pria untuk mendukung Trump, tetapi menurutnya alasan tersebut tidak dapat dibenarkan. Obama, presiden kulit hitam pertama di AS, memberikan pernyataan tersebut hanya beberapa jam sebelum menghadiri rapat umum untuk Harris, yang merupakan wakil presiden, di Pittsburgh.
Baca Juga: Kampanye Harris Kumpulkan US$1 Miliar, Namun Gagal Mendominasi Negara Bagian Kunci
Komentar ini muncul di tengah persaingan ketat antara Harris dan Trump untuk meraih suara dari pemilih yang belum menentukan pilihan, yang dapat menentukan salah satu pemilihan presiden paling ketat dalam beberapa dekade terakhir.
Trump berhasil menarik sebagian pemilih pria kulit hitam di negara-negara bagian kunci seperti Georgia, sementara Harris berhasil membangkitkan semangat pemilih perempuan.
Intervensi Obama ini terjadi kurang dari sebulan sebelum pemilihan dan menjadi upaya baru untuk mendukung Harris, yang pernah menjadi pendukung awal kampanye Obama untuk Gedung Putih pada tahun 2008. Obama, yang masih menjadi salah satu tokoh politik Demokrat paling populer, menggunakan pengaruhnya untuk membantu kampanye Harris.
Obama secara langsung berbicara kepada para pria, mengatakan bahwa dukungan mereka terhadap Trump mungkin disebabkan oleh ketidaknyamanan dengan gagasan memiliki seorang presiden perempuan.
Baca Juga: Lebih dari 100 Mantan Pejabat Partai Republik Pindah Haluan Dukung Kamala Harris
Dia juga mengingatkan bahwa perempuan selalu berada di garis depan dalam mendukung pria, terutama ketika sistem tidak bekerja untuk mereka, dan mendesak agar para pria tidak mendukung seseorang yang memiliki sejarah merendahkan perempuan.
Jika terpilih, Harris akan menjadi presiden perempuan pertama di AS. Sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa dia berada dalam posisi yang setara dengan Trump di tujuh negara bagian kunci yang akan menentukan hasil pemilihan.
Namun, beberapa survei terbaru menunjukkan bahwa dukungan Harris di kalangan pemilih kulit hitam, khususnya pria kulit hitam, lebih rendah dibandingkan dukungan yang diterima Joe Biden pada tahun 2020.