Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Lama tak terdengar kabarnya, baru-baru ini keberadaan senjata nuklir taktis Rusia yang ada di Belarusia kembali disinggung. Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, memastikan senjata itu dalam kondisi aman.
Lukashenko memastikan bahwa senjata nuklir Rusia itu masih ada di tempatnya dan ada dalam kondisi yang baik.
"Waktu itu, Saya sudah memberitahu kalau (penempatan) sudah selesai. Saya kira pada bulan September, atau pada bulan Oktober. Pada awal Oktober. Semuanya ada pada tempatnya dan dalam kondisi baik," kata Lukashensko, dikutip TASS.
Lukashensko juga menambahkan bahwa personel militer Belarusia menjalani pelatihan rutin setiap hari agar mampu mengoperasikan senjata itu dengan baik.
Baca Juga: Volodymyr Zelenskiy dan Paus Fransiskus Membahas Formula Perdamaian Ukraina
"Setiap hari mereka belajar sesuatu yang baru. Setiap hari. Bahkan mantan anggota perusahaan militer swasta (PMC) Wagner Group, yang pernah tinggal bersama kami, saat ini bekerja di unit militer kami, berbagi pengalaman mereka," lanjutnya.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada 25 Maret 2023 mengumumkan mereka akan mengerahkan senjata nuklir taktisnya di Belarusia. Putin mengatakan bahwa penempatan itu dilakukan atas permintaan pemerintah Belarusia.
Rusia juga telah membekali Belarusia dengan sistem rudal taktis Iskander yang mampu membawa senjata nuklir dan membantu negara itu melengkapi kembali pesawatnya untuk membawa hulu ledak khusus.
Baca Juga: Rusia: Salahkan Negara Barat Atas Segala Kekacauan Dunia
Awak pasukan rudal dan pilot udara Belarusia juga telah mendapatkan pelatihan khusus di wilayah Rusia. Pada 16 Juni, Putin mengatakan bahwa muatan nuklir pertama Rusia telah dikirim ke Belarusia.
Putin memperkirakan seluruh pengiriman akan tiba pada akhir tahun. Pada tanggal 23 Juni, Lukashenko mengatakan bahwa sebagian besar amunisi yang diharapkan sudah ada di negaranya.
Terkait penempatan senjata nuklir Rusia di Belarusia, Putin mengatakan pengerahan itu mirip dengan langkah AS yang menyimpan senjata semacam itu di banyak pangkalan militer mereka, mulai dari Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki.
Belarusia berbatasan di utara dengan Lituania dan Latvia dan di barat dengan Polandia, semuanya merupakan bagian dari sayap timur NATO. Ketiga negara itu juga telah mendapat dukungan militer tambahan sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai tahun lalu.