Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Menteri Luar Negari Rusia, Sergei Lavrov, kembali menegaskan bahwa senjata nuklir yang mereka punya hanya akan digunakan untuk merespons ancaman serupa dari musuh.
Lavrov sekaligus mengingatkan kepada Barat akan risiko dari konflik kekuatan nuklir.
"Kepemilikan senjata nuklir saat ini adalah satu-satunya tanggapan yang mungkin terhadap beberapa ancaman eksternal yang signifikan terhadap keamanan negara kita," kata Lavrov dalam wawancara dengan majalah milik negara, The International Affairs.
Penggunaan senjata nuklir Rusia menjadi perhatian dunia sejak negara itu melakukan operasi militer di Ukraina. Militer Rusia bahkan telah menempatkan kekuatan nuklir mereka dalam situasi siaga tak lama setelah operasi militer mereka dimulai.
Baca Juga: Menlu Rusia: Barat adalah Penyebab Krisis di Banyak Negara
Namun, Rusia berulang kali menegaskan bahwa senjata tersebut hanya akan digunakan jika Ukraina, yang didukung kekuatan Barat, menggunakan senjata jenis itu terlebih dahulu.
Bulan lalu, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa militer harus menggunakan senjata nuklir jika serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia berhasil.
Lavrov memprediksi AS dan NATO dapat berakhir dalam situasi konfrontasi bersenjata langsung di Ukraina dengan menggunakan kekuatan nuklir di masa depan. Aliansi Barat tersebut memang rutin memasok senjata ke Ukraina sejak konflik dimulai Februari 2022.
Baca Juga: Intelijen AS Meyakini Tidak Ada Pengembangan Senjata Nuklir di Iran
"Kami percaya perkembangan seperti itu harus dicegah. Itu sebabnya kami harus mengingatkan tentang adanya risiko militer dan politik yang tinggi dan mengirimkan sinyal serius kepada lawan kami," kata Lavrov.
Di sisi lain, Barat percaya bahwa Rusia akan menggunakan kekuatan nuklir terlebih dahulu. Presiden AS Joe Biden bahkan menyebut ancaman Rusia menggunakan senjata nuklir taktis benar-benar nyata.
Meski sempat khawatir, Direktur Intelijen Negara AS (DNI) bulan Mei lalu meyakini bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir dalam operasi militernya di Ukraina dalam waktu dekat.
Kepala NATO, Jens Stoltenberg, pekan lalu pun mengatakan bahwa pihaknya belum mendeteksi adanya perubahan pada kekuatan nuklir Rusia.