kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benarkah Trump berniat membentuk kelompok G11 untuk mengisolasi China?


Senin, 01 Juni 2020 / 14:24 WIB
Benarkah Trump berniat membentuk kelompok G11 untuk mengisolasi China?
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Ci Jinping. Donald Trump berencana mengundang Australia, India, Korea Selatan, dan Rusia untuk bergabung dalam pertemuan G7. REUTERS/Kevin Lamarque TPX IMAGES


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana mengundang Australia, India, Korea Selatan, dan Rusia untuk bergabung dalam pertemuan G7 yang akan datang, dalam suatu langkah yang memicu spekulasi bahwa ia berusaha membentuk blok untuk melawan China.

Dilansir South China Morning Post, Trump memang tidak mengatakan apakah dia ingin G7 menjadi G11 secara permanen, tetapi mengatakan bahwa dia ingin mengundang keempat negara ini untuk menghadiri KTT dan mengatakan dia merasa kelompok itu sangat ketinggalan jaman.

Baca Juga: Reli Wall Street bisa berhenti gara-gara isu Hong Kong hingga George Floyd

Juru bicara Gedung Putih Alyssa Farah mengatakan Trump ingin pertemuan puncak untuk membahas China, dan pengumuman itu menyusul meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing terkait masalah-masalah seperti penanganan pandemi Covid-19 dan Hong Kong.

Korea Selatan dan Australia sama-sama sekutu lama AS, dan yang terakhir telah mendukung seruan untuk penyelidikan independen terhadap sumber coronavirus dan juga menyatakan keprihatinan tentang hukum keamanan nasional yang direncanakan untuk Hong Kong.

India, yang merupakan pusat dari strategi Indo-Pasifik Washington, juga memiliki sejumlah pertentangan dengan Cina, termasuk pertikaian perbatasan mereka saat ini di Ladakh.

Namun, Rusia telah membangun kemitraan ekonomi dan strategis dengan Beijing dan dikeluarkan dari G8 setelah invasi Ukraina 2014 dan aneksasi Krimea. Tapi Trump pada beberapa kesempatan menyarankan negara itu harus diundang kembali, karena kepentingan strategis globalnya.

Baca Juga: Ini sumber ketegangan baru antara China dan negara tetangga di Laut China Selatan

Ni Feng, Direktur Institute of American Studies di Chinese Academy of Social Sciences, mengatakan Trump sedang berusaha untuk memobilisasi dukungan dari sekutu AS dalam mengendalikan Tiongkok.

"Tujuannya sederhana yakni untuk mengisolasi China. Ini hanya permulaan, dan langkah-langkah penahanan akan menyusul," katanya.

John Lee, seorang rekan senior di Institut Hudson, sebuah think tank Washington, mengatakan AS mungkin berupaya untuk memajukan agenda yang akan mempertimbangkan tanggung jawab ke China atas kegagalan yang memungkinkan pandemi terjadi.

China telah berusaha meningkatkan pengaruhnya di lembaga-lembaga dan platform multilateral selama dekade terakhir yang telah menyebabkan meningkatnya kekhawatiran di Washington.

Baca Juga: Ketegangan di perbatasan China dan India memanas, ini penyebabnya

Sebagai contoh, Trump mengutip pengaruh Beijing yang semakin meningkat dalam Organisasi Kesehatan Dunia ketika dia mengumumkan bahwa AS akan memutuskan hubungannya dengan badan tersebut.

Gagasan memperluas G7, yang anggotanya saat ini adalah AS, Italia, Jerman, Prancis, Inggris, Jepang, dan Kanada, bisa menjadi upaya terbaru Washington untuk membentuk koalisi internasional tanpa China.

Namun Wang Wen, Dekan di Institut Studi Keuangan Chongyang di Universitas Renmin di Beijing mengatakan tidak mungkin bagi AS untuk membentuk garis depan perang dingin global melawan China.
 
Baca Juga: Masjid-masjid di Arab Saudi mulai dibuka sembari menerapkan aturan ketat




TERBARU

[X]
×