kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bentrokan terburuk Armenia-Azerbaijan sejak 2016 pecah, 16 orang tewas


Senin, 28 September 2020 / 05:31 WIB
Bentrokan terburuk Armenia-Azerbaijan sejak 2016 pecah, 16 orang tewas
ILUSTRASI. Sedikitnya 16 anggota militer dan beberapa warga sipil tewas pada hari Minggu (27/9/2020) dalam bentrokan terberat antara Armenia dan Azerbaijan sejak 2016. REUTERS/Denis Balibouse/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - YEREVAN/BAKU. Sedikitnya 16 anggota militer dan beberapa warga sipil tewas pada hari Minggu (27/9/2020) dalam bentrokan terberat antara Armenia dan Azerbaijan sejak 2016. Perang ini menyalakan kembali kekhawatiran tentang stabilitas di Kaukasus Selatan, jalur koridor yang membawa minyak dan gas ke pasar dunia.

Melansir Reuters, bentrokan antara dua negara bekas republik Soviet yang berperang pada 1990-an, adalah gejolak terbaru dari konflik berkepanjangan di Nagorno-Karabakh. Ini merupakan wilayah memisahkan diri yang berada di dalam Azerbaijan, akan tetapi dijalankan oleh etnis Armenia.

Nagorno-Karabakh mengatakan, 16 prajuritnya telah tewas dan lebih dari 100 lainnya luka-luka setelah Azerbaijan melancarkan serangan udara dan artileri Minggu pagi. Armenia dan Nagorno-Karabakh mengumumkan darurat militer dan memobilisasi penduduk laki-laki.

Azerbaijan, yang juga mengumumkan darurat militer, mengatakan pasukannya menanggapi penembakan Armenia dan bahwa lima anggota dari satu keluarga telah terbunuh oleh penembakan Armenia.

Baca Juga: Respons Rusia, Ukraina gelar latihan militer besar-besaran

Azerbaijan juga mengatakan pasukannya telah menguasai hingga tujuh desa. Nagorno-Karabakh awalnya membantahnya tetapi kemudian mengakui kehilangan "beberapa posisi" dan mengatakan telah menderita sejumlah korban sipil, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Bentrokan itu memicu desakan untuk diplomasi demi mengurangi ketegangan baru dalam konflik puluhan tahun antara mayoritas Kristen Armenia dan sebagian besar Muslim Azerbaijan. Rusia menyerukan gencatan senjata dan kekuatan regional lainnya, sedangkan Turki mengatakan akan mendukung Azerbaijan.

Reuters memberitakan, dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri AS mengutuk kekerasan tersebut. AS menyerukan penghentian segera permusuhan dan retorika atau tindakan lain yang dapat memperburuk masalah.

Baca Juga: Rusia gelar latihan militer besar-besaran, Indonesia hadir sebagai pengamat?

Jalur pipa yang mengirimkan minyak dan gas alam Kaspia dari Azerbaijan ke dunia melewati wilayah yang berada di dekat Nagorno-Karabakh. Armenia juga memperingatkan tentang risiko keamanan di Kaukasus Selatan pada Juli setelah Azerbaijan mengancam akan menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir Armenia sebagai kemungkinan pembalasan.

Nagorno-Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan dalam konflik yang pecah ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.

Meskipun gencatan senjata disepakati pada tahun 1994, Azerbaijan dan Armenia sering saling menuduh melakukan serangan di sekitar Nagorno-Karabakh dan di sepanjang perbatasan Azeri-Armenia yang terpisah.

Baca Juga: Jet tempur Su-30 Rusia jatuh saat latihan, pilot selamat

Dalam bentrokan hari Minggu, aktivis sayap kanan Armenia mengatakan seorang wanita dan seorang anak etnis Armenia juga menjadi korban tewas.

Diplomasi internasional

Melansir Reuters, Armenia mengatakan pasukan Azeri telah menyerang sasaran sipil termasuk ibu kota Nagorno-Karabakh, Stepanakert, dan berjanji akan melakukan serangan balasan yang proporsional.

"Kami tetap kuat di samping tentara kami untuk melindungi tanah air kami dari invasi Azeri," tulis Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan di Twitter.

Baca Juga: Amerika Serikat selamatkan proyek jet tempur Lockheed Martin, kenapa?

Azerbaijan membantah pernyataan kementerian pertahanan Armenia yang mengatakan helikopter dan tank Azeri telah dihancurkan, dan menuduh pasukan Armenia melancarkan serangan "yang disengaja dan ditargetkan" di sepanjang garis depan.

"Kami mempertahankan wilayah kami, tujuan kami benar!" jelas Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, berkata dalam pidatonya di depan rakyatnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×