kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.399   -21,00   -0,13%
  • IDX 7.155   60,09   0,85%
  • KOMPAS100 1.043   12,73   1,24%
  • LQ45 814   11,27   1,40%
  • ISSI 224   1,22   0,55%
  • IDX30 425   5,47   1,30%
  • IDXHIDIV20 504   2,70   0,54%
  • IDX80 117   1,55   1,34%
  • IDXV30 119   0,38   0,32%
  • IDXQ30 139   1,55   1,13%

Berbeda dengan China, Hubungan India dan AS Semakin Mesra di Tengah Ketegangan Global


Rabu, 30 April 2025 / 13:20 WIB
Berbeda dengan China, Hubungan India dan AS Semakin Mesra di Tengah Ketegangan Global
ILUSTRASI. Hubungan dagang antara India dan Amerika Serikat mengalami percepatan signifikan menjelang musim gugur 2025.. REUTERS/Al Drago


Sumber: NDTV | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan dagang antara India dan Amerika Serikat mengalami percepatan signifikan menjelang musim gugur 2025.

Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa negosiasi tarif dengan India “berjalan sangat baik” dan menekankan keyakinannya bahwa kesepakatan perdagangan akan segera terwujud.

Hal ini menjadi tonggak penting dalam dinamika geopolitik dan ekonomi internasional, terutama di tengah eskalasi perang dagang AS dengan China dan negara lainnya.

Negosiasi Strategis: Dari Tarif Balasan ke Peluang Perdagangan

Presiden Trump sebelumnya memberlakukan tarif balasan sebesar 26% terhadap barang dari India, namun menangguhkan penerapannya selama 90 hari guna membuka ruang diskusi.

Dalam pernyataannya di Gedung Putih, Trump menegaskan: “Saya rasa kita akan punya kesepakatan dengan India. Perdana Menteri (Modi) ingin menyelesaikannya.”

Pernyataan ini diperkuat oleh Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, yang menyebut kesepakatan sudah rampung dan hanya menunggu persetujuan dari Parlemen India.

Baca Juga: Tarif Otomotif Trump: Solusi Setengah Hati yang Bikin Industri Semakin Terpuruk

Menteri Keuangan Scott Bessent bahkan menyebut bahwa India bisa menjadi negara pertama yang menandatangani kesepakatan perdagangan dengan AS dalam waktu dekat.

Klausul MFN dan Konsesi Proaktif: Komitmen Serius dari India

India dikabarkan akan menawarkan klausul “forward most-favoured-nation” (MFN)—sebuah langkah langka yang memberikan jaminan bahwa AS akan mendapat perlakuan tarif terbaik yang diberikan India kepada negara mana pun di masa mendatang.

Klausul MFN ke Depan: Memberikan AS jaminan tidak akan tertinggal dalam akses tarif, bahkan jika India menjalin kesepakatan lebih baik dengan negara lain di kemudian hari.

India juga telah menunjukkan komitmen serius dengan memberikan sejumlah konsesi awal, termasuk:

  • Penurunan tarif dari 30%–100% menjadi 0%–5% untuk:

    • Daging beku asal AS

    • Produk pertanian seperti ikan, unggas, buah, dan jus

  • Kesediaan membahas sektor sensitif seperti pertanian dan peralatan militer pada fase kedua negosiasi

  • Penawaran tarif preferensial segera untuk 90% dari total 12.000 pos tarif

Permintaan Balik India: Prioritas Sektor Padat Karya dan Rantai Pasok Strategis

Sebagai imbal balik dari konsesi tersebut, India mengajukan permintaan kepada AS untuk memberikan perlakuan tarif yang lebih baik pada sektor-sektor berikut:

  • Tekstil dan produk garmen

  • Mainan dan produk kulit

  • Perhiasan dan komponen otomotif

  • Barang rekayasa industri seperti peralatan dan komponen mesin

  • Farmasi, sebagai bagian dari target India menjadi mitra utama dalam rantai pasok global yang sebelumnya didominasi Tiongkok

Baca Juga: Baru Terpilih, PM Kanada Langsung Serang Trump dengan Sindiran Pedas!

Fokus Negosiasi: 19 dari 24 Kategori Disepakati untuk Jalur Cepat

Negara-negara telah menyepakati 19 dari 24 kategori produk untuk dibahas secara intensif dalam jalur cepat. Lima kategori lainnya, termasuk produk pertanian yang kontroversial seperti jagung dan kedelai, serta peralatan militer, akan masuk ke fase negosiasi lanjutan.

Fase I: Produk industri, teknologi, makanan olahan, farmasi
Fase II: Pertanian sensitif dan pertahanan

Kesepakatan ini bukan sekadar perjanjian dagang bilateral. Di tengah ketegangan antara AS dan China, Washington secara aktif mencari mitra dagang alternatif yang bisa mengisi kekosongan pasokan. India, dengan kapabilitas manufaktur yang terus tumbuh dan tenaga kerja murah, menjadi kandidat kuat.

Dengan penandatanganan kesepakatan ini, India berpotensi menggantikan sebagian besar posisi China dalam rantai pasok AS—terutama untuk produk farmasi, tekstil, dan komponen otomotif.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×