kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkah pandemi, emisi karbon dunia turun hingga 7% di tahun 2020


Jumat, 11 Desember 2020 / 09:58 WIB
Berkah pandemi, emisi karbon dunia turun hingga 7% di tahun 2020
ILUSTRASI. Serangkaian lockdown dan pembatasan sosial jadi salah satu penyebab turunnya kadar emisi karbon dunia


Sumber: AFP | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - LONDON. Pandemi COVID-19 rupanya membawa berkah tersendiri bagi Bumi. Melalui serangkaian lockdown dan pembatasan aktivitas sosial sepanjang tahun ini, emisi karbon dunia turun hingga 7%.

Kelompok ilmuwan internasional yang tergabung dalam Global Carbon Project, menghitung bahwa dunia akan melepaskan 34 miliar metrik ton karbon dioksida ke udara pada tahun 2020. Angka tersebut turun dari 36,4 miliar metrik ton pada tahun 2019.

Melalui hasil penelitian yang diterbitkan hari Kamis (11/12) di jurnal Earth System Science Data, para peneliti mengatakan penurunan ini terutama karena orang-orang tinggal di rumah, lebih sedikit bepergian dengan mobil dan pesawat. Di sisi lain, mereka yakin bahwa emisi karbon akan kembali melonjak setelah pandemi berakhir.

Berdasarakan laporannya, transportasi  darat menghasilkan sekitar seperlima dari emisi karbon dioksida, gas pemerangkap panas buatan manusia.

Penurunan emisi karbon ini memang telah diramalkan para ilmuwan beberapa bulan lalu. Gelombang kedua virus corona dan pengurangan perjalanan yang berkelanjutan akhirnya berhasil mendorong penurunan menjadi 7%.

Baca Juga: Yayasan Bill Gates kucurkan Rp, 3,5 triliun untuk penanganan virus corona

Emisi karbon cukup besar terjadi di AS dan Eropa, masing-masing dengan 12% dan 11%. Sementara di China, emisi karbon hanya turun 1,7%. Rendahnya penurunan emisi karbon di China disebabkan oleh lockdown yang lebih sedikit serta gelombang kedua yang tidak ganas.

Bukan cuma itu, Corinne LeQuere, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian juga mengungap bahwa emisi karbon China sebagian besar datang dari industri, bukan transportasi seperti negara kebanyakan.

"Tentu saja, lockdown sama sekali bukan cara untuk mengatasi perubahan iklim," ungkap LeQuere, seperti dikutip AFP.

Meskipun mengalami penurunan yang cukup berarti, saat ini dunia rata-rata membuang 1.185 ton karbon dioksida ke udara setiap detiknya, dari berbagai sumber.

Chris Field, direktur Stanford Woods Institute for the Environment, mengatakan bahwa emisi karbon memang akan meningkat kembali setelah pandemi. Tetapi ia optimis hal tersebut bisa diatasi.

"Misalnya, saat orang-orang mulai menyadari bahwa mereka tidak memerlukan begitu banyak perjalanan bisnis, kita mungkin melihat penurunan emisi di masa depan berkat perubahan perilaku," ungkapnya.

Selanjutnya: WHO: Adanya vaksin tidak berarti nol Covid-19




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×