Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
Kirby menyebutkan, "terlalu dini" untuk mengetahui apakah tindakan apa pun, seperti menghancurkan puing-puing ruang angkasa, bisa diambil jika wilayah berpenghuni terancam.
"Kami sedang melacaknya. Kami mengikutinya sedekat mungkin," ungkap dia. "Saat ini, masih terlalu dini untuk mengetahui ke mana tujuannya atau apa, jika ada, yang dapat dilakukan untuk mengatasinya".
Ini bukan pertama kalinya China kehilangan kendali atas pesawat luar angkasa saat kembali ke Bumi.
Laboratorium luar angkasa Tiangong-1 hancur saat masuk kembali ke atmosfer pada 2018, dua tahun setelah berhenti berfungsi, meskipun pihak berwenang China menyangkal telah kehilangan kendali atas wahana tersebut.