kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berseteru dengan Beijing, Filipina ancam akan minta bantuan AS untuk hadapi China


Jumat, 09 April 2021 / 06:15 WIB
Berseteru dengan Beijing, Filipina ancam akan minta bantuan AS untuk hadapi China
ILUSTRASI. Filipina mengatakan pada Kamis (8/4/2021), pihaknya dapat meminta bantuan Amerika Serikat, karena memiliki perjanjian pertahanan bersama. Dok: Armada Ketujuh AS.


Sumber: Associate Press,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Amerika Serikat mengatakan akan mendukung Filipina di tengah perselisihan dan menuduh China menggunakan milisi maritim untuk mengintimidasi, memprovokasi, dan mengancam negara lain.

Mengutip AP, Andolong menyambut baik pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, yang menegaskan kembali bahwa serangan bersenjata terhadap pasukan militer Filipina, kapal umum atau pesawat di Pasifik, termasuk di Laut China Selatan, akan mendorong kewajiban AS di bawah perjanjian sekutu tahun 1951. Perjanjian itu menyatakan bahwa kedua negara akan saling mendukung jika diserang oleh negara lain di wilayah tersebut.

Namun, meminta perjanjian itu bisa menjadi langkah yang rumit dan dapat dihentikan oleh lawan dari kedua sisi, termasuk oleh anggota parlemen AS.

Kedutaan Besar China mengatakan "sangat normal" bagi kapal penangkap ikan China untuk menangkap ikan dan berlindung di Whitsun, yang disebut Niu'e Jiao. "Tidak ada yang berhak membuat pernyataan ceroboh tentang kegiatan seperti itu," katanya.

Baca Juga: AS beri peringatan China yang makin agresif terhadap Filipina & Taiwan, siap perang?

Di tengah kebuntuan, Andolong mengatakan Filipina akan melindungi dan membela kepentingan nasionalnya sambil menegakkan keamanan dan stabilitas di kawasan melalui pendekatan damai dan berbasis aturan.

Filipina telah mengajukan protes diplomatik, mengatakan terumbu karang, yang terletak sekitar 175 mil laut (324 kilometer) barat provinsi Palawan Filipina, berada dalam zona lepas pantai yang diakui secara internasional di mana ia memiliki hak eksklusif untuk mengeksploitasi perikanan, minyak, gas, dan sumber daya lainnya.

"Untuk setiap hari penundaan, Republik Filipina akan mengajukan protes diplomatik," kata Departemen Luar Negeri di Manila.

Baca Juga: China kirim belasan jet tempur, Taiwan akan lawan sampai akhir jika pecah perang

Sebelumnya, melansir Reuters, Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Selasa (6/4) berkomitmen untuk secara damai menyelesaikan perselisihan diplomatik dengan China atas Laut China Selatan yang disengketakan.

"Kami akan terus menyelesaikan masalah di Julian Felipe Reef melalui saluran diplomatik dan melalui cara-cara damai," kata Duterte dalam pernyataan yang dibacakan oleh juru bicaranya Harry Roque, seperti dikutip Reuters.

Selanjutnya: Konflik dengan China di Laut China Selatan, Filipina melunak pilih cara-cara damai




TERBARU

[X]
×