Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Kondisi kesehatan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikabarkan semakin membaik. Menurut Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak pada hari Rabu mengatakan, Johnson sudah dapat duduk di tempat tidur dan terlibat pembicaraan dengan staf klinis.
Melansir Reuters, Johnson dirawat di rumah sakit St Thomas pada Minggu (5/4/2020) malam karena suhu badan tinggi dan batuk terus-menerus, hingga akhirnya dipindahkan ke perawatan intensif pada hari Senin.
Pemimpin Inggris berusia 55 tahun itu, yang dites positif memiliki virus corona baru hampir dua minggu lalu, menerima bantuan oksigen tetapi belum memakai ventilator.
Baca Juga: Malam kedua di ruang perawatan ICU, ini kondisi terkini PM Inggris Boris Johnson
"Yang terbaru dari rumah sakit adalah bahwa perdana menteri tetap dalam perawatan intensif di mana kondisinya membaik," kata Sunak pada konferensi pers harian coronavirus pemerintah seperti dikutip Reuters.
Sunak menambahkan, "Saya juga bisa memberitahu Anda semua bahwa dia telah duduk di tempat tidur dan terlibat secara positif dengan tim klinis."
Kemudian, Downing Street mengeluarkan pernyataan singkat, diharapkan menjadi pembaruan terakhir tentang kondisi Johnson hingga Kamis. “Perdana Menteri terus membuat kemajuan yang stabil. Dia tetap dalam perawatan intensif,” kata Downing Street.
Baca Juga: Boris Johnson Masuk ICU, Pemimpin Dunia Sampaikan Doa Cepat Sembuh
Sementara itu, saat ini Inggris memasuki apa yang para ilmuwan katakan adalah fase paling mematikan dari wabah corona. Pemerintah Inggris sedang memikirkan kapan merekaa akan mengambil langkah-langkah penguncian yang akan berdampak pada malapetaka ekonomi.
Catatan Reuters menunjukkan, total kematian di rumah sakit Inggris akibat COVID-19 telah meningkat dengan catatan harian 938 hingga 7.097 pada 1600 GMT pada 7 April.
Namun, menurut Stephen Powis, direktur medis National Health Service, jumlah infeksi baru dan rawat inap di rumah sakit mulai menunjukkan tanda-tanda mendatar.
Baca Juga: Inilah Dominic Raab, sosok siaga yang mengambil alih kepemimpinan Inggris jika...
“Kami mulai melihat manfaat (dari penguncian). Tetapi hal yang sangat penting adalah bahwa kami harus terus mengikuti instruksi - kami harus terus mengikuti jarak sosial, karena jika tidak, virus akan mulai menyebar lagi," kata Powis.
Menteri Luar Negeri Dominic Raab akan memimpin pertemuan pada hari Kamis untuk membahas bagaimana menghadapi peninjauan terhadap tindakan penguncian.
“Kami berkomitmen bahwa akan ada tinjauan dalam dan sekitar tiga minggu (dari awal kuncian). Tinjauan itu akan didasarkan pada bukti dan data yang diberikan oleh SAGE,” kata Sunak, merujuk pada Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat.
Baca Juga: Jika Boris Johnson tidak mampu menjalankan tugasnya, Inggris tak punya Plan B
Konstitusi Inggris tidak memberikan "Plan B" formal yang jelas jika perdana menteri tidak mampu menjalankan tugasnya. Intinya, keputusan harus dibuat secara kolektif oleh kabinet.
Jika Raab menjadi tidak sehat, Sunak akan menjadi yang berikutnya untuk mengambil alih.
Baca Juga: PM Inggris dipindahkan ke perawatan intensif, begini reaksi dunia
Dalam serangkaian langkah terbaru untuk menyelamatkan ekonomi dan masyarakat dari dampak terburuk krisis, Inggris mengumumkan tambahan 750 juta pound (US$ 930 juta) dana untuk bantuan kepada masyarakat sehingga mereka dapat melanjutkan pekerjaan mereka.