kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bicara soal kejatuhannya, Mahathir: Semua gara-gara Muhyiddin dan Anwar Ibrahim


Senin, 02 Maret 2020 / 04:41 WIB
Bicara soal kejatuhannya, Mahathir: Semua gara-gara Muhyiddin dan Anwar Ibrahim
ILUSTRASI. Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. REUTERS/Lim Huey Teng


Sumber: The Star | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Tun Dr Mahathir Mohamad menimpakan kesalahan pada Tan Sri Muhyiddin Yassin dan Datuk Seri Anwar Ibrahim atas jatuhnya pemerintahan Pakatan Harapan.

Melansir The Star, berbicara kepada anggota Parti Pribumi Bersatu Malaysia dalam pertemuan tertutup pada hari Minggu (1/3/2020), ia mengatakan Muhyiddin ingin memanfaatkan keinginan Anwar Ibrahim untuk menjadi perdana menteri dan menciptakan krisis politik.

Mantan perdana menteri itu mengatakan krisis "nyata" hanya terjadi ketika Muhyiddin mengambil partai dari Pakatan Harapan.

Baca Juga: Mahathir tersingkir, bagaimana nasib kaum non Muslim-Melayu di Malaysia?

"Pada hari ketika kami mengadakan pertemuan dewan presiden Pakatan, saya menerima informasi dari sekretaris politik saya bahwa Anwar tampaknya akan menuntut agar saya menunjuknya sebagai wakil perdana menteri.

"Jadi tentu saja kami marah. Tapi ini tidak terjadi - yang terjadi adalah bahwa semua pemimpin di Pakatan mendukung saya (untuk terus menjadi perdana menteri).

"Muhyiddin menginginkan alasan untuk terjadinya krisis - tetapi dia tidak bisa mendapatkannya dari Anwar.

"Ketika dia mengeluarkan Bersatu dari Pakatan, saat itulah krisis benar-benar terjadi," kata Dr Mahathir seperti dikutip The Star.

Baca Juga: Mengenal Muhyiddin Yassin, perdana menteri Malaysia yang bikin Mahathir sakit hati

Pertemuan tertutup itu disiarkan langsung di halaman Facebook Parti Amanah Negara.

Mahathir juga mengatakan bahwa Anwar menggagalkan rencananya untuk diangkat kembali sebagai perdana menteri.




TERBARU

[X]
×