Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - UTAH. Presiden AS, Joe Biden, pada hari Kamis (10/8) menyebut China seperti bom waktu karena memiliki banyak masalah ekonomi.
Pernyataan Biden tersebut keluar tak lama setelah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyelesaikan kunjungan ke China dalam misi untuk menstabilkan hubungan.
Dalam pernyataannya hari Kamis, Biden juga menyebut China sebagai pihak yang jahat. Pernyataan ini jelas berpotensi memperburuk hubungan kedua negara.
Baca Juga: Barang China Kian Membanjiri India
"Mereka punya beberapa masalah. Itu tidak baik karena ketika orang jahat memiliki masalah, mereka melakukan hal yang buruk," kata Biden pada penggalangan dana politik di Utah, dikutip Reuters.
Sindiran keras Biden ini jelas bukan yang pertama kali terjadi. Bulan Juni lalu, Biden menyebut Presiden China Xi Jinping sebagai diktator. China meresponsnya dengan menyebut itu sebagai provokasi.
Baca Juga: Menakar Dampak Pelemahan Ekonomi China Terhadap Indonesia
Masalah Ekonomi China
Sektor konsumen China jatuh ke dalam deflasi. Harga factory-gate juga telah memperpanjang nasib buruk ekonomi China di bulan Juli.
China diprediksi memasuki era pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih lambat dengan harga dan upah konsumen yang stagnan, berbeda dengan tren inflasi di banyak negara lain.
Melihat catatan itu, Biden mengakui bahwa rivalnya itu kini sedang berada di dalam masalah.
Baca Juga: Bersaing Sengit, Joe Biden Batasi Investasi AS di China Utamanya Sektor Teknologi
"China dalam masalah. Saya tidak ingin menyakiti China dan menginginkan hubungan yang rasional dengan negara tersebut," kata Biden.
Pada hari Rabu, Biden menandatangani perintah eksekutif yang melarang beberapa investasi baru AS di China dalam teknologi sensitif seperti chip komputer.
China menyayangkan langkah tersebut dan berjanji akan segera mengambil tindakan untuk meresponsnya.